Langkah Arin di Sunyi Sudut-Sudut Kota Menggugah Empati di Jakarta

1 week ago 9

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA– Rangkaian inisiatif sosial bertajuk “Langkah Arin: Dari Keberagaman Menuju Kepedulian” sukses digelar pada Ahad 28 September lalu. Program yang diinisiasi Nayyara Azarine Farashila, Finalis Puteri Remaja Jakarta 2025, ini menghadirkan pendekatan berbeda untuk membangun kepedulian sosial di kalangan generasi muda.

Arin, sapaan akrab Nayyara, menekankan pentingnya memahami realitas sosial yang kompleks, mulai dari akulturasi budaya hingga isu marginalitas, sebagai pijakan awal dalam melakukan aksi nyata.

Fokus utama kegiatan ini menyoroti isu pekerja anak di Kalibaru, Cilincing, Jakarta Utara, di mana banyak anak terpaksa bekerja sebagai penyelam pencari kerang di perairan berbahaya demi bertahan hidup.

Melalui kunjungan lapangan, Arin mengajak peserta berinteraksi langsung dengan anak-anak tersebut. Kegiatan ini ditujukan untuk menumbuhkan empati, meningkatkan kesadaran publik tentang pentingnya pendidikan, serta memberikan dukungan psikologis yang difasilitasi oleh tenaga profesional.

“Kesenjangan sosial dan ekonomi masih menjadi akar dari persoalan ini. Melalui langkah kecil ini, saya ingin membuka ruang diskusi dan aksi nyata agar anak-anak bisa mendapatkan haknya untuk belajar dan bermimpi,” ujar Arin, kepada Republika.co.id, di Jakarta, Jumat (10/10/2025).

Selain advokasi pekerja anak, Langkah Arin juga mengangkat isu keberagaman budaya. Arin menggagas kegiatan Jelajah Budaya yang dimulai dengan kunjungan ke Vihara Tri Ratna di Sawah Besar, Jakarta Pusat.

Melalui observasi arsitektur, ornamen, serta dialog dengan pengurus vihara, peserta diajak memahami nilai keberagaman dan akulturasi budaya Tionghoa di Indonesia.

Menurut Arin, keberagaman di Jakarta kerap menghadapi tantangan berupa prasangka dan diskriminasi akibat minimnya pemahaman. Karena itu, pendekatan langsung melalui dialog budaya dinilai penting untuk memperkuat toleransi dan inklusi sosial.

Rangkaian program Langkah Arin dinilai berhasil menghadirkan pengalaman nyata bagi generasi muda untuk belajar peduli, kritis, dan bertanggung jawab terhadap masalah sosial di sekitarnya.

“Jakarta bisa menjadi kota yang lebih hangat, inklusif, dan adil jika setiap cerita mendapat ruang untuk didengar dan setiap anak memiliki hak untuk bermimpi,” kata dia.

Finalis Puteri Remaja Jakarta, Nayyara Azarine Farashila atau akrab disapa Arin, menegaskan komitmennya untuk mendorong generasi muda lebih peduli terhadap isu sosial. Hal ini ia sampaikan dalam rangkaian inisiatif “Langkah Arin: Dari Keberagaman Menuju Kepedulian” yang digelar Minggu, 28 September 2025,di Jakarta.

“Isu pekerja anak di Kalibaru, Cilincing, bukan sekadar angka statistik. Mereka adalah anak-anak yang harus bertahan hidup dengan menyelam mencari kerang di perairan berbahaya. Saya ingin kita semua sadar bahwa setiap anak berhak bermimpi, bukan dipaksa bekerja,” kata Arin usai kegiatan.

Dalam kegiatan tersebut, Arin mengajak peserta melakukan kunjungan lapangan dan berinteraksi langsung dengan anak-anak pekerja. Menurutnya, empati harus dibangun melalui pengalaman nyata, bukan sekadar wacana.

“Empati itu tumbuh ketika kita melihat dan mendengar langsung. Bukan untuk mengeksploitasi, melainkan untuk memahami dan mencari solusi bersama,” tambahnya.

Selain advokasi pekerja anak, Arin juga menekankan pentingnya pemahaman keberagaman di Jakarta yang rentan terhadap prasangka. Melalui program Jelajah Budaya, dia memimpin kunjungan ke Vihara Tri Ratna di Sawah Besar.

“Keberagaman itu bukan ancaman, melainkan kekuatan. Dengan mengenal budaya lain secara langsung, kita belajar bahwa perbedaan bisa memperkaya, bukan memisahkan,” ujarnya.

Arin berharap kegiatan ini menjadi gerakan berkelanjutan. “Langkah kecil ini memang belum cukup mengubah semuanya, tapi saya percaya perubahan besar selalu dimulai dari keberanian untuk melangkah. Jakarta bisa menjadi kota yang lebih adil, hangat, dan inklusif jika kita berani peduli,” kata dia.

Read Entire Article
Food |