REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Wakil Ketua Dewan Ekonomi Nasional (DEN) Mari Elka Pangestu menegaskan perjuangan kesetaraan perempuan di Indonesia telah berlangsung jauh sebelum kemerdekaan, termasuk dalam memperjuangkan hak politik dan peran dalam pembangunan ekonomi. Ia mengatakan Hari Ibu di Indonesia memiliki makna historis yang berbeda dibandingkan peringatan Mother’s Day di negara lain. Hari Ibu, menurut dia, lahir dari kesadaran politik dan perjuangan perempuan Indonesia dalam memperjuangkan kesetaraan hak.
“Hari Ibu itu kan lahir saat masih zaman perjuangan ya. Jadi perempuan dalam perjuangan dan termasuk, kalau saya tidak salah ingat, Indonesia setelah jadi merdeka, Indonesia salah satu negara yang dari awal memperjuangkan equal right for women to vote,” ujar Mari Elka di sela rangkaian peringatan Hari Ibu yang digelar melalui Jakarta Mother’s Day 2025 di SCBD Weekland, Jakarta, Ahad (21/12/2025).
Ia menilai sejak awal kemerdekaan, perempuan Indonesia tidak hanya ditempatkan sebagai simbol domestik, melainkan sebagai subjek aktif dalam kehidupan berbangsa. Hal ini tecermin dari tuntutan perempuan terhadap hak memilih, keterlibatan dalam aktivitas ekonomi, hingga peran sosial yang setara.
“Jadi menurut saya, Hari Ibu, buat saya sih, beda dengan Mother’s Day-nya yang di Amerika ya. Buat Indonesia, Hari Ibu itu mempunyai makna yang dalam. Karena itu, dari awal sebelum merdeka pun, perempuan itu sudah menginginkan bagian dari semua hal, termasuk perjuangan, termasuk hak-hak kita untuk voting, untuk bergerak dalam ekonomi, dan seterusnya,” tutur dia.
Mari Elka juga menyinggung peran perempuan muda dalam sejarah pergerakan nasional yang tak bisa dilepaskan dari momentum Sumpah Pemuda 1928. Ia menilai semangat perlawanan terhadap kolonialisme kala itu turut digerakkan oleh kaum perempuan.
“Sumpah Pemuda ya. Dan perjuangannya itu ada di Sumpah. Kalau dibayangkan, itu 1928 ya. 1928 itu kan 20 tahun sebelum kemerdekaan. Jadi anak-anak muda maupun perempuan pada saat itu, seberapa jauhnya mereka bisa punya semangat. Ini kan sebetulnya bagian dari perlawanan ya terhadap kolonialisme,” ujarnya.
Pernyataan Mari Elka tersebut disampaikan dalam rangkaian peringatan Hari Ibu yang digelar melalui Jakarta Mother’s Day 2025. Kegiatan ini menjadi ruang refleksi atas peran perempuan, tidak hanya dalam keluarga, tetapi juga dalam sejarah perjuangan bangsa dan pembangunan ekonomi. Jakarta Mother’s Day 2025 merupakan agenda tahunan yang digagas Republika melalui Ameera Network. Acara ini memasuki tahun kedua penyelenggaraan dan menjadi bagian dari upaya menghadirkan diskursus publik mengenai peran strategis perempuan di ruang sosial, ekonomi, dan kebangsaan, bertepatan dengan peringatan Hari Ibu pada 21 Desember.

3 hours ago
4





































:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5344879/original/037827700_1757495713-Kota_Semarang.jpg)







