Mengenakan pakaian pelindung, seorang petugas keamanan Iran berbicara di bagian Fasilitas Konversi Uranim, di luar kota Isfahan.
REPUBLIKA.CO.ID, TEL AVIV -- Iran dilaporkan media Israel sedang mengeksplorasi konsep senjata nuklir berdasarkan fusi murni sebelum perang 12 hari pada Juni 2025 lalu. Dilansir Iran International, Jumat (20/12/2025), konsep senjata nuklir yang sedang dieksplorasi Iran itu tidak membutuhkan bahan dasar uranium atau plutonium.
Menurut laporan Yedioth Ahronoth, ilmuwan Iran menguji apa yang digambarkan sebagai senjata nuklir "generasi keempat" hasil dari tenaga fusi nuklir murni, sebuah teknologi di mana belum ada satu pun negara yang berhasil mengembangkannya.
"Fusi seperti itu tidak membutuhkan uranium atau plutonium, dan memproduksi hampir tanpa radiasi atau dampak buruk.
Laporan media Israel menyabutkan, belum jelas mengapa Israel mengejar penelitian fusi nuklir murni mengingat tingkat kesulitan ektrem dari pendekatan itu teknologi itu. Namun diduga, Iran sedang berusaha untuk mengaburkan keinginan mereka memproduksi senjata nuklir konvensional, mengeksplorasi cara-cara dalam kerangka non-proliferasi internasional, atau membangun pengetahuan saintifik yang bisa memendekkan waktu pengembangan jika Teheran nantinya memutuskan membuat senjata nuklir.
Laporan media Israel sejalan dengan laporan Washington Post pekan ini, yang mengatakan bahwa intelijen AS dan Israel mulai mengumpulkan informasi pada 2023 yang mengindikasikan bahwa ilmuwan Iran mengeksplorasi beberapa jalan menuju produksi senjata nuklir, termasuk konsep fusi murni. Washington Post, juga melaporka, bahwa intelijen AS mengetahui para peneliti Iran sedang mempelajari sebuah alat fisi mentah yang bisa dibangun dengan lebih cepat jika nantinya kepemimpinan Iran mengakhiri larangan pembuatan senjata nuklir.
Baik analis AS dan Israel setuju bahwa sebuah senjata nuklir berbasis fusi murnia akan "jauh dari jangkauan Iran", demikian laporan Washington Post.
Citra satelit
Citra satelit yang dimiliki intelijen AS, menunjukkan bahwa aktivitas baru diketahui terjadi di fasilitas nuklir Natanz milik Iran yang rusak usai dibombardir pada perang 12 hari. Institut Sains dan Keamanan Internasional mengatakan, citra satelit diambil pada Desember menunjukkan Iran meletakkan panel-panel di lokasi pengayaan uranium Natanz.
"Citra satelit pada Desember menunjukkan Iran meletakkan panel-panel di atas bangunan yang ada saat ini, untuk menutupi fasilitas yang rusak," demikian laporan Institut Sains dan Keamanan Internasional .
Pemerintah Iran sudah berulang kali menegaskan bahwa program nuklir mereka untuk kepentingan damai. Sementara, pemerintah negara Barat dan Israel menilai aktivitas nuklir Iran memicu kekhawatiran terkait upaya proliferasi.

4 hours ago
3




































:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5344879/original/037827700_1757495713-Kota_Semarang.jpg)







