Mobile Clinic BSMI Jangkau Desa yang Minim Akses Kesehatan di Aceh Tamiang

7 hours ago 4

Relawan medis dari Bulan Sabit Merah Indonesia (BSMI) Sumatera Utara memeriksa kesehatan penyintas banjir bandang Aceh Tamiang saat menggelar layanan mobile klinik di Masjid Al Misbah di Desa Tebing Tinggi, Kecamatan Tenggulun, Aceh Tamiang, Jumat (19/12/2025). Layanan kesehatan tersebut diikuti oleh sekitar 100 penyintas dengan berbagai penyakit seperti radang tenggorokan, batuk pilek, demam hingga gatal-gatal. Program layanan mobile klinik BSMI Sumatera Utara tersebut dilakukan untuk menjangkau daerah terdampak banjir bandang Aceh Tamiang yang masih minim layanan kesehatan.

REPUBLIKA.CO.ID,ACEH TAMIANG — Mobile clinic Bulan Sabit Merah Indonesia (BSMI) Sumatera Utara (Sumut) menjangkau daerah yang sulit akses kesehatan usai bencana banjir bandang yang melanda Sumatera pada akhir November lalu. Pada Sabtu (20/12/2025) sore, tim relawan BSMI dengan personel dua dokter, perawat dan apoteker, menyambangi Desa Tebing Tinggi, Tenggulun, Kabupaten Aceh Tamiang. 

Tim BSMI Sumut membuka posko kesehatan darurat di Masjid Al Misbah. Posko kesehatan tersebut segera dipenuhi warga yang ingin mendapatkan pengobatan secara cuma-cuma. “Baru ini layanan kesehatan masuk ke sini,”kata Legiyem, warga yang ikut mendaftar sebagai pasien rawat jalan di posko kesehatan BSMI. 

Sejak banjir melanda, Legiyem mengungkapkan, dia beserta anaknya menderita penyakit kulit. Dia pun menunjukkan lecet di kulit bagian siku bayinya yang ikut dibawa ke posko kesehatan. Menurut Legiyem, penyakit gatal-gatal tersebut karena dia tidak bisa mengakses air bersih di desanya. “Air ada tapi terbatas,”kata dia.

Bidan Desa Tebing Tinggi Sri Wahyuni mengungkapkan, sebenarnya ada pos kesehatan desa yang menaungi tiga dusun di desa tersebut. Meski demikian, dia mengungkapkan, semua obat-obatan di poskesdes sudah habis terendam banjir. Karena itu, Sri Wahyuni yang mengelola Posdeskes mengaku tidak bisa maksimal dalam membantu warga.“Saya bersyukur dan berterima kasih ada BSMI,”kata dia.

Saat banjir menimpa pada akhir November lalu, Sri Wahyuni mengungkapkan, mayoritas rumah warga tenggelam. Belasan rumah yang berbahan papan pun hilang disapu banjir. Dia menjelaskan,  warga harus mengungsi ke sanak famili yang tinggal di tempat lebih tinggi. 

Read Entire Article
Food |