REPUBLIKA.CO.ID, GAZA – Lembaga kemanusiaan Doctors Without Borders, (MSF) memperingatkan bahwa bayi dan anak-anak di Jalur Gaza sekarat akibat cuaca musim dingin yang buruk. Mereka menyerukan Israel untuk melonggarkan blokade bantuannya karena militer terus melanggar gencatan senjata dan melanjutkan genosida.
Dalam pernyataannya, MSF menyebutkan bahwa seorang bayi berusia 29 hari, Said Asad Abedin, meninggal dunia di Rumah Sakit Nasser, Gaza selatan, hanya dua jam setelah tiba di bangsal anak yang didukung MSF.
“Terlepas dari seluruh upaya perawatan, bayi tersebut tidak dapat diselamatkan. Ia meninggal akibat hipotermia berat,” demikian pernyataan MSF.
Jumlah korban jiwa akibat cuaca ekstrem mencapai 13 orang pada hari Kamis, menurut Kementerian Kesehatan Gaza. Bayi berusia dua minggu lainnya, Muhammad Khalil Abu al-Khair, mati kedinginan tanpa akses terhadap tempat berlindung atau pakaian yang layak awal pekan ini.
Pada larut malam 13 Desember lalu, Iman Abu al-Khair, seorang perempuan pengungsi Palestina berusia 34 tahun yang tinggal di al-Mawasi sebelah barat Khan Younis, juga menemukan bayinya yang sedang tidur, Muhammad, “sedingin es”. Tangan dan kakinya membeku dan “wajahnya kaku dan kekuningan”, katanya kepada Aljazirah.
Dia dan suaminya tidak dapat menemukan transportasi untuk pergi ke rumah sakit, dan hujan lebat membuat perjalanan dengan berjalan kaki tidak mungkin dilakukan. Setelah membawa Mohammed dengan gerobak yang ditarik hewan ke Rumah Sakit Bulan Sabit Merah di Khan Younis saat fajar, dia dirawat di perawatan intensif dengan wajah membiru dan kejang-kejang.
Dia meninggal dua hari kemudian. “Saya masih bisa mendengar tangisan kecilnya di telinga saya,” kata Eman. “Saya tak bisa tidur, tidak percaya bahwa tangisnya yang membangunkan saya di malam hari tidak ada lagi.”
Ahmed al-Farra, kepala departemen pediatrik bersalin di Nasser Medical Complex, mengatakan dalam pembaruan video bahwa “hipotermia sangat berbahaya” bagi bayi. “Jika tidak ada yang ditawarkan untuk keluarga-keluarga ini di tenda, untuk pemanasan, untuk rumah mobil, untuk karavan, sayangnya, kita akan melihat semakin banyak kematian,” kata al-Farra.
Anak-anak “kehilangan nyawa karena mereka kekurangan bahan-bahan dasar untuk bertahan hidup,” Bilal Abu Saada, pengawas tim perawat di Rumah Sakit Nasser, mengatakan kepada MSF. “Bayi-bayi yang tiba di rumah sakit dalam keadaan membeku, dengan tanda-tanda vital mendekati kematian.”
Suasana banjir di Kota Gaza pada Selasa )16/12/2023). (Muhammad Rabah/Dok Republika)
MSF memperingatkan bahwa cuaca musim dingin yang keras, ditambah dengan kondisi kehidupan yang sudah sangat memprihatinkan, semakin meningkatkan risiko kesehatan.
Organisasi tersebut mencatat bahwa timnya terus menemukan tingkat infeksi saluran pernapasan yang tinggi. Kasus-kasus tersebut diperkirakan akan meningkat sepanjang musim dingin dan menimbulkan ancaman serius bagi anak-anak di bawah usia lima tahun.

3 hours ago
3





































:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5344879/original/037827700_1757495713-Kota_Semarang.jpg)







