Pemerintah Muliakan Tujuh Tokoh Budaya Berpengaruh, Jaya Suprana Hingga Elvy Sukaesih

11 hours ago 4

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Pemerintah melalui Kementerian Kebudayaan Republik Indonesia memberikan Apresiasi Khusus Satya Budaya Narendra dalam rangkaian Anugerah Kebudayaan Indonesia (AKI) 2025. Penghargaan ini menjadi bentuk penghormatan negara kepada tokoh-tokoh budaya yang dedikasi, perjuangan, serta karya-karyanya berdampak luas bagi pemajuan kebudayaan Indonesia, baik di tingkat nasional maupun internasional.

Menteri Kebudayaan RI, Fadli Zon menegaskan, Satya Budaya Narendra diberikan kepada figur-figur budaya yang pengaruhnya melampaui ruang dan waktu. Menurut dia, penghargaan ini memuliakan tokoh-tokoh yang jasa dan karyanya menjadi rujukan penting dalam perjalanan kebudayaan Indonesia.

"Kontribusi para penerima Satya Budaya Narendra menunjukkan bahwa kebudayaan Indonesia telah menjadi sumber inspirasi global. Indonesia telah ikut menjadi inspirasi yang menggerakkan para seniman dan budayawan, termasuk di daerah-daerah, untuk terus berkarya dan berinovasi,” ujar Fadli Zon dalam keterangan pers, Sabtu (30/12/2025). 

Pada AKI 2025, terdapat tujuh tokoh penerima Apresiasi Khusus Satya Budaya Narendra. Mereka dinilai memiliki rekam jejak panjang dan kontribusi signifikan di bidang seni, budaya, serta pemikiran kebangsaan.

Tokoh pertama adalah Jaya Suprana, budayawan multitalenta yang dikenal sebagai penulis, musisi, serta pemrakarsa berbagai gerakan kebudayaan. Kiprahnya dalam mendokumentasikan dan mempopulerkan budaya Indonesia menjadikannya figur rujukan dalam pemajuan kebudayaan nasional. Ia juga dikenal sebagai pendiri Museum Rekor Indonesia (MURI).

Penerima kedua, Pieter F. Gontha, dinilai berjasa besar dalam pengembangan industri budaya dan pariwisata, sekaligus memperkuat diplomasi budaya Indonesia di tingkat internasional. Berbagai inisiatifnya mendorong kebudayaan Indonesia memiliki daya saing global.

Ketiga, Nyoman Wenten, maestro karawitan Bali yang kiprahnya diakui secara internasional. Melalui karya dan pengajaran, ia membawa musik tradisi Bali ke berbagai panggung dunia serta memperkuat posisi seni tradisi Indonesia dalam wacana musik global.

Keempat, Sunaryo Soetono, perupa senior Indonesia yang karya-karyanya menjadi bagian penting dalam perkembangan seni rupa modern Indonesia. Perjalanan panjangnya di dunia seni rupa dinilai memberi kontribusi besar bagi ekosistem seni nasional.

Kelima, Elvy Sukaesih yang dikenal sebagai “Ratu Dangdut” menerima apresiasi atas konsistensinya mengangkat dangdut sebagai ekspresi budaya populer Indonesia. Ia dinilai berhasil menjaga nilai, identitas, dan karakter dangdut sebagai bagian penting kebudayaan nasional.

Keenam, Ary Ginanjar, diapresiasi atas kontribusinya melalui gagasan dan pemikiran yang menjembatani nilai-nilai budaya, spiritualitas, serta pembangunan karakter bangsa. Karyanya berpengaruh luas dalam penguatan nilai kebangsaan.

Sementara itu, penerima ketujuh adalah Anhar Gonggong, sejarawan yang dedikasinya dalam penulisan dan pemikiran sejarah Indonesia telah memperkaya pemahaman publik mengenai perjalanan bangsa. Karya-karyanya menjadi rujukan penting dalam kajian sejarah nasional.

Fadli Zon menegaskan, pemberian Satya Budaya Narendra bukan sekadar seremoni, melainkan bentuk penghormatan negara atas dedikasi seumur hidup para tokoh budaya. 

“Kita memberikan penghargaan dan penghormatan setinggi-tingginya kepada para seniman dan budayawan yang luar biasa, yang telah mendedikasikan waktu, tenaga, pikiran, dan kemampuannya bagi kebudayaan Indonesia,” ucapnya.

Melalui Apresiasi Khusus Satya Budaya Narendra, Kementerian Kebudayaan menegaskan komitmen negara untuk merawat ingatan kolektif, memberi teladan bagi generasi penerus, serta memastikan kerja-kerja kebudayaan mendapat tempat terhormat dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

Read Entire Article
Food |