Perlukah Membaca Manaqib dan Kisah Orang-Orang Saleh?

22 hours ago 6

Home > Hikmah Thursday, 04 Dec 2025, 02:03 WIB

Membaca manaqib memiliki dasar kuat dari Al-Quran, Sunnah, dan praktik ulama salaf.

Perlukah Membaca Manaqib dan Kisah Orang-Orang Saleh?

SAJADA.ID— Pembacaan manaqib atau kisah hidup dan keutamaan para wali serta orang-orang saleh sudah menjadi tradisi umat Islam, seperti manaqib Syekh Abdul Qadir al-Jailani, keteladanan Sayyidah Khadijah al-Kubra, hingga kisah Ashabul Kahfi. Namun sebagian bertanya: apakah hal itu dianjurkan? Apa manfaatnya bagi umat?

Al-Qur’an memberikan perhatian besar pada kisah para nabi dan hamba-hamba saleh:

لَقَدْ كَانَ فِي قَصَصِهِمْ عِبْرَةٌ لِأُولِي الْأَلْبَابِ

“Sungguh pada kisah-kisah mereka terdapat pelajaran bagi orang-orang berakal.”(QS. Yusuf: 111)

Kisah mereka memberi inspirasi nyata untuk memperkuat iman dan memperbaiki akhlak.


Rasulullah ﷺ menegaskan:

اذْكُرُوا مَحَاسِنَ مَوْتَاكُمْ

“Sebutlah kebaikan orang-orang yang telah meninggal dunia.” (HR. Abu Dawud)

Dan sabda beliau ﷺ lainnya:

الْمَرْءُ مَعَ مَنْ أَحَبَّ

“Seseorang akan bersama dengan siapa yang ia cintai.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Maka mencintai para kekasih Allah adalah jalan untuk dekat bersama mereka di akhirat.

Atsar Ulama Salaf: Rahmat Turun Ketika Disebut Orang Saleh

Dalam At-Tamhid karya Ibn Abdul Barr meriwayatkan perkataan ulama besar Sufyān bin ‘Uyainah:

عِنْدَ ذِكْرِ الصَّالِحِينَ تَنْزِلُ الرَّحْمَةُ

“Ketika orang-orang saleh disebut-sebut, maka turunlah rahmat.” (At-Tamhid, Juz 11, hal. 264)

Artinya, mengisahkan orang-orang saleh bukan hanya sejarah, tetapi sebab turunnya berkah dan rahmat Allah.


Keteladanan Tokoh-Tokoh Saleh

Image

SAJADA.ID

Partner of Republika Network. Official Media Yayasan Rumah Berkah Nusantara. email: infosajada.id, Silakan kirimkan info

Read Entire Article
Food |