Presdir CIMB Niaga Khawatirkan 'Takeover' Debitur Bank Swasta

3 hours ago 1

Menteri Keuangan RI Purbaya Yudhi Sadewa (kanan) dan Ketua Dewan Komisioner OJK Mahendra Siregar (kiri) menyampaikan update perkembangan kucuran dana Rp 200 triliun untuk bank-bank himbara di Kantor Direktorat Jenderal Pajak (DJP), Jakarta, Selasa (16/9/2025).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presdir Bank CIMB Niaga Lany Darmawan berharap bank-bank milik pemerintah bisa segera menyerap dana Rp 200 triliun yang digelontorkan oleh Kemenkeu. Sebab bila tidak, ia khawatir akan terjadi perebutan debitur dari bank swasta ke bank pemerintah. Hal ini disampaikan Lany saat bertemu pers, Senin (6/10/2025) siang.

Lany memaparkan kondisi permintaan kredit sampai saat ini memang masih lesu. Di bank nya sendiri, pertumbuhan kredit di triwulan tiga lebih rendah dari triwulan sebelumnya. Lany menilai debitur masih takut untuk mengambil kredit baru. "Demand nya itu memang belum ada. Belum naik sama sekali," kata dia.

Yang terjadi adalah, kata dia, bank-bank kini fokus pada debitur yang sudah memiliki rekam jejak bagus dan sektor tertentu. Kredit lanjutan dikucurkan pada debitur yang tidak bermasalah. Sementara untuk debitur baru atau sektor baru masih selektif.

Lany memprediksi, bank-bank pelat merah pun masih berhitung untuk mengalokasikan Rp 200 triliun itu ke sektor-sektor yang menjanjikan. Namun yang ia takutkan adalah bilamana kelesuan kredit ini tetap terjadi sampai di bulan kedua, maka bank-bank yang dikucurkan Rp 200 triliun oleh pemerintah  akan 'membajak' debitur dari bank swasta.

"Yang kami takutkan adalah takeover, kalau takeover dari swasta maka (pertumbuhan) ekonomi yang (ingin) diciptakan (pemerintah) kan tidak tercapai," kata Lany.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyebutkan, penempatan dana pemerintah sebesar Rp 200 triliun di lima bank umum memicu reaksi “panas-dingin” dari para bankir yang tengah menuntaskan target kredit akhir tahun. Penempatan dana pemerintah tersebut menambah likuiditas di pasar. 

“Itu membuat para banker agak panas-dingin juga. Tadinya sudah agak tenang dengan situasi di akhir tahun, namun dipacu dengan adanya tambahan dana Rp 200 triliun di pasar,” kata Airlangga saat menghadiri Wealth Wisdom 2025 yang diselenggarakan Permata Bank di Jakarta, Selasa (7/10/2025).

Adapun dana Rp200 triliun itu telah ditempatkan di lima bank, yaitu Bank Rakyat Indonesia (BRI), Bank Negara Indonesia (BNI), dan Bank Mandiri masing-masing sebesar Rp55 triliun, kemudian Bank Tabungan Negara (BTN) sebesar Rp25 triliun, serta Bank Syariah Indonesia (BSI) sebesar Rp10 triliun.

Read Entire Article
Food |