REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Industri properti diproyeksikan kembali menggeliat dalam waktu dekat seiring stimulus perumahan dari Presiden Prabowo Subianto. CEO Zafland, Zaenab Fitriyah Qooniitah, menilai rumah kelas menengah berpeluang menjadi penopang pemulihan karena permintaannya paling kuat di pasar.
“Apalagi dengan adanya program beli rumah bebas pajak untuk properti dengan harga maksimal Rp5 miliar dan pemerintah akan membebaskan PPN hingga Rp2 miliar, ini akan membuat rumah kelas menengah akan semakin diminat,“ kata Zaenab dalam keterangannya dikutip pada Senin (1/12/2025).
Zaenab menyebut insentif itu memberi kepastian pasar dan mendorong generasi muda membeli rumah pertama. Ia menilai kebutuhan rumah kelas menengah terus naik, terutama di wilayah penyangga Jakarta dan Tangerang Selatan yang berkembang pesat.
Pemerintah memastikan program PPN Ditanggung Pemerintah (PPN DTP) berlanjut hingga Desember 2027 untuk menjaga daya beli perumahan. Kebijakan ini dinilai penting karena sektor properti punya efek berganda besar terhadap industri turunan.
Di tengah tren itu, Zafland mengembangkan proyek rumah kelas menengah terjangkau di kawasan penyangga Jakarta sebagai respons atas permintaan pasar. Pengembang itu mengeklaim rancangan hunian disesuaikan dengan kebutuhan keluarga muda yang mencari rumah fungsional dengan harga realistis.
“Sebagai bagian dari komitmen dalam membantu pemerintah mengurangi backlog perumahan nasional, Zafland menghadirkan Naputa Residence dengan konsep yang dinamis, modern, fungsional, dan tentu saja affordable,”ungkap Zaenab.
Zaenab menilai, kombinasi insentif fiskal dan kesiapan pembiayaan akan menentukan seberapa cepat pasar rumah kelas menengah bangkit. Ia menegaskan segmen ini paling dekat dengan kebutuhan mayoritas keluarga muda yang ingin punya rumah layak tanpa beban berlebihan.
Di sisi pembiayaan, BTN menyebut literasi keuangan menjadi faktor kunci agar masyarakat mampu membeli rumah kelas menengah dan menjaga cicilannya tetap sehat. Direktur Consumer Banking BTN Hirwandi Gafar menyebut edukasi keuangan harus diperkuat setelah masyarakat memiliki rumah.
“Literasi keuangan menjadi tantangan yang harus terus dijawab BTN dengan edukasi yang lebih intensif kepada masyarakat,” ujar Hirwandi dalam keterangan tertulis, Rabu (26/11/2025).
“Edukasi tidak hanya berhenti pada cara memiliki rumah, tapi juga pada kemampuan masyarakat untuk mengelola keuangan setelahnya,” tambahnya.
Hirwandi menekankan kebiasaan menabung perlu dijaga sebagai penopang pembayaran cicilan jangka panjang. Menurut dia, tabungan rutin dan dana darurat membuat kesehatan keuangan keluarga lebih stabil setelah memiliki rumah.
“Menabung untuk pembiayaan angsuran rumah, pendidikan anak, maupun emergency funding atau dana darurat,” kata Hirwandi.

1 hour ago
1






























:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5344879/original/037827700_1757495713-Kota_Semarang.jpg)








