Seorang Jenderal Ungkap Israel Hadapi Krisis Sumber Daya Personel Militer Terparah dalam Sejarah

1 hour ago 1

Tentara Israel menahan seorang demonstran selama protes yang menyerukan kembalinya warga Palestina yang terlantar ke rumah mereka di kamp pengungsi Nur Shams, di kota Tulkarem, Tepi Barat, Ahad, 23 November 2025.

REPUBLIKA.CO.ID, TEL AVIV -- Angkatan Bersenjata Israel saat ini tengah menghadapi "krisis jumlah sumber daya manusia terburuk dalam sejarah" akibat dari kekurangan parah personel. Hal itu diungkapkan oleh seorang jenderal yang juga analis militer, Itzhak Brik dalam opininya di koran Maariv, Ahad (30/11/2025).

Menurut Brik, ribuan prajurit Israel dalam beberapa bulan terakhir menghindar dari tugas, baik menolak pemanggilan atau menolak memperbaruai kontrak mereka. Selama dua tahun perang genosida Israel di Gaza, militer Israel kehilangan 923 tentara dan 6.399 terluka, sementara sekitar 20 ribu prajurit lainnya menderita gangguan mental pascaperang.

Di bawah sensor ketat militer, Angkatan Darat diduga menyembungikan angka kehilangan yang lebih tinggi untuk mempertahankan moral korps. Brik menulis bahwa, banyak prajurit segera keluar dari penugasa dan rekrutan baru menolak untuk menandatangani kontrak jangka panjang yang berdampak pada meluasnya fenomena kekurangan staf profesional di kalangan militer Israel. 

Brik menambahkan, penurunan tajam dari jumlah sumber daya saat ini melemahkan sektor perawatan peralatan militer dan operasional sistem peperangan. Ia mengingatkan, bahwa situasi ini segera bisa berujung pada kondisi Angkata Darat "kehilangan kemampuan untuk berfungsi secara keseluruhan".

Brik menyalahkan "keputusan buruk" dari kepala dan staf yang terus berlanjut pada beberapa tahun belakangan, termasuk pemangkasan jumlah personel dan pemendekan masa penugasan -- tiga tahun untuk pria dan dua tahun untuk wanita --  yang mana menurut Brik menciptakan "jurang pemisah besar yang tidak bisa segera diperbaiki."

"Kondisi ini mendorong staf berpengalaman bebas tugas meninggalkan prajurit yang tidak siap menjalani tugasnya dalam berhadapan dengan tantangan di medan perang saat ini," kata Brik.

Menurut Brik, divisi sumber daya Angkatan Bersenjata Israel beroperasi "tanpa profesionalisme dan tanggung jawab" selama bertahun-tahun dan mengabaikan masalah inti dalam mengurus sumber daya manusia dan mengevaluasi kebutuhan korps.

Militer Israel, Brik menambahkan, mengalami "kebutaan informasi" karena sistem yang ketinggalan zaman dan basis data yang terfragmentasi. Dia mengingatkan, krisis sumber daya di tubuh militer Israel bisa berkembang pada "kelumpuhan total" dari Angkatan Bersenjata Israel.

Read Entire Article
Food |