Tanah Longsor Dominasi 510 Bencana Alam di Jateng Selama 2025

REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG -- Kabid Humas Polda Jawa Tengah (Jateng) Kombes Pol Artanto mengungkapkan, sepanjang 2025 terdapat 510 kejadian bencana alam di Jateng. Tanah longsor menjadi jenis bencana terbanyak dengan 202 kejadian.

“Kejadian bencana selama tahun 2025 sebanyak 510 kejadian. Jika dibandingkan 2024, terjadi penurunan enam persen atau 30 kejadian,” kata Artanto saat memaparkan kinerja Polda Jateng sepanjang 2025 di Gedung Borobudur, Mapolda Jateng, Senin (29/12/2025).

Rincian 510 kejadian bencana alam di Jateng sepanjang 2025 meliputi tanah longsor sebanyak 202 kejadian, kebakaran hutan dan lahan 191 kejadian, banjir 72 kejadian, kebakaran meluas 21 kejadian, banjir rob 11 kejadian, tersambar petir tujuh kejadian, angin puting beliung tiga kejadian, serta banjir bandang tiga kejadian.

Artanto mengatakan, potensi bencana alam, khususnya di lokasi rawan longsor, kawasan wisata alam, dan pelabuhan penyeberangan, perlu terus diantisipasi. “Upaya kepolisian yang telah dilakukan antara lain berkoordinasi dengan BMKG dan stakeholder terkait, seperti pembaruan informasi cuaca, mempersiapkan tim tanggap bencana, tim rehabilitasi, serta bantuan darurat,” ujarnya.

Ia menambahkan, dalam upaya antisipasi dan mitigasi bencana alam tersebut, Polda Jateng bekerja sama dengan TNI, BNPB, Basarnas, BMKG, Kementerian Kesehatan, serta pemerintah daerah terkait. “Kami juga melakukan edukasi dan sosialisasi kepada masyarakat terkait kesiapsiagaan bencana,” kata Artanto.

Dua kejadian bencana tanah longsor yang menonjol di Jateng sepanjang 2025 terjadi di Kabupaten Banjarnegara dan Kabupaten Cilacap. Di Cilacap, longsor melanda Desa Cibeunying, Kecamatan Majenang, pada 13 November 2025. Sebanyak 21 orang meninggal dunia dan dua lainnya dinyatakan hilang akibat bencana tersebut.

Sementara di Banjarnegara, longsor terjadi di Desa Pandanarum, Kecamatan Pandanarum, pada 15 November 2025. Bencana itu menyebabkan 17 orang meninggal dunia dan 11 lainnya hilang.