Dok. Marketplace MasjidTOPNEWS62.COM, BOGOR -- Ahad pagi kemarin, seorang tukang singkong datang ke rumah mengantarkan jantung pisang pesanan saya. Sudah lama ia tak terlihat, jadi saya pun bertanya, “Mang, kok udah lama nggak keliatan?”
Dengan senyum lebar, ia menjawab, “Oh, saya baru pulang umroh, Bu. Hampir dua bulan libur jualan.”
Kaget, saya lanjut bertanya, “Masya Allah, sama siapa umrohnya, Mang? Dibayarin siapa?”
Ia tertawa kecil, “Sama istri, Bu. Berdua. Bayar sendiri. Saya nabung setahun, ambil paket 26 juta, hotel bintang lima, bisnya juga bagus. Kadang sebulan nabung lima juta, kadang dua juta, ya sebisanya aja. Dari kampung kami berangkat berenam sama tetangga.”
Saya tertegun mendengarnya. Tak menyangka, tukang singkong langganan saya ini ternyata bisa berangkat umroh dari hasil kerja kerasnya sendiri. “Mang, emang dari jualan daun singkong begini bisa nabung segitu?” tanya saya penasaran.
Sambil jongkok, ia melanjutkan ceritanya. “Bu, saya di rumah juga jualan sembako. Lumayan, sehari bisa dapat dua juta. Saya punya kontrakan empat rumah, tanahnya sekitar 3.000 meter, kemarin baru beli lagi 1.000 meter. Hasil tani daun singkong, bunga pepaya, jantung pisang, ya saya jual juga, sekalian ngisi waktu. Anak saya tiga, semuanya sudah nikah dan punya usaha sepatu.”
Saya makin bengong. Ternyata si tukang singkong ini jauh lebih mapan dibanding banyak pelanggan yang tampilannya lebih rapi dan bersih darinya.
Saya pun bertanya lagi, “Mang, usaha segini besar pernah pinjam ke bank nggak?”
Ia menatap saya agak tajam lalu berkata mantap, “Uuh, teu meunang ku kyai, Bu (nggak boleh sama kyai). Uang bank itu ada bunganya, nggak boleh dibawa buat ibadah. Ngerusak itu, Bu.”
Masya Allah Saya makin kagum. Di balik penampilannya yang sederhana, tersimpan hati yang bersih dan iman yang kuat.
Pak Warji, si tukang singkong itu, salah satu contoh nyata orang kaya tanpa riba. Ia hidup dengan cara jadul tapi berkah, mampu umroh dengan fasilitas hotel bintang lima, beli tanah tanpa utang, dan tetap rendah hati.
Kalau orang Sunda bilang, “Katempo kendor padahal ngagembol,” (kelihatannya sederhana, padahal menyimpan harta).
Masya Allah, barakallahu fiik, Pak Warji. Kisah ini jadi pengingat bahwa kekayaan sejati bukan pada tampilan luar, tapi pada keberkahan dan kejujuran dalam usaha.
Oh ya, kalau mau bukti, beliau biasa jualan di depan Danau Ciomas Permai, Bogor.

20 hours ago
2





























:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5275623/original/065000600_1751885979-Meatguy_Steakhouse__3_-min.jpg)

:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5016061/original/098910800_1732180738-IMG-20241121-WA0027.jpg)

:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5279254/original/067751900_1752132134-Kerak_Telor_JFK_2025.jpeg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5280345/original/085190400_1752221910-pexels-towfiqu-barbhuiya-3440682-26707585.jpg)

:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5280821/original/002199600_1752287018-0E6A2474-01.jpeg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5344879/original/037827700_1757495713-Kota_Semarang.jpg)


:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5005646/original/001862500_1731587965-Screenshot_2024-11-07_201311.jpg)



