REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Data memang telah menjadi "minyak baru" dunia, namun tanpa kompas etika, ia hanya akan menjadi kekuatan tanpa arah. Dunia hari ini merindukan ilmuwan data yang mampu berpikir melampaui statistik; mereka yang sanggup membedah tren global tanpa harus mengabaikan ketidakadilan sosial. Mimpi besar untuk melahirkan para "pemikir data" ini kini mulai menemukan jalannya di sebuah institusi pendidikan berstandar internasional.
Mencampurkan kemajuan machine learning dengan nafas etika adalah tawaran baru yang dibawa oleh Universitas Islam Internasional Indonesia (UIII). Melalui Fakultas Sains dan Teknologi yang baru saja diresmikan, program Master of Data Science di sini dirancang untuk melahirkan lulusan yang berbeda. Mereka bukan sekadar teknokrat, melainkan intelektual yang mampu memanfaatkan kecanggihan teknologi untuk kemaslahatan manusia, menjadikan data sebagai instrumen perubahan yang lebih adil dan bermartabat.
Universitas Islam Internasional Indonesia (UIII) secara resmi memperkenalkan Fakultas Sains dan Teknologi sebagai fakultas baru. Salah satu program unggulannya adalah Master of Data Science yang dirancang dengan pendekatan unik.
Kehadiran fakultas ini menjadi langkah strategis UIII untuk memperluas kontribusi akademik di bidang sains dan teknologi. UIII tetap menegaskan posisinya sebagai universitas berwawasan global yang berpijak kuat pada nilai etika dan kemanusiaan.
Rektor UIII, Prof. Jamhari Makruf, dalam keterangannya pada Senin (29/12/2025), menegaskan bahwa pendirian fakultas baru ini bukan sekadar ekspansi biasa.
Menurutnya, ini merupakan respons serius terhadap perubahan dunia yang semakin kompleks dan didorong oleh data. “Kami ingin melahirkan ilmuwan data yang tidak hanya unggul secara teknis, tapi juga peka terhadap etika, kemanusiaan, dan memiliki perspektif global,” ujar Prof. Jamhari.
Program Master of Data Science berada di bawah Fakultas Sains dan Teknologi dengan kurikulum interdisipliner dan visioner. Kurikulum mencakup statistika, machine learning, pemrograman, serta big data analytics, sekaligus mengaitkannya dengan konteks sosial dan kebijakan publik.
Ketua Program Studi, Muhammad Al Atiqi, menjelaskan bahwa pendekatan ini menjadi pembeda utama program UIII. “Data Science di sini diajarkan sebagai cara berpikir kritis dan kontekstual, bukan hanya keterampilan komputasional belaka,” katanya.
Lulusan diharapkan mampu berkontribusi pada pengambilan keputusan yang adil, berkelanjutan, serta relevan bagi masyarakat global. UIII menawarkan lingkungan akademik multikultural dengan bahasa pengantar internasional, dosen berpengalaman, serta ekosistem riset yang terus berkembang, sementara mahasiswa belajar di kampus modern dengan fasilitas mutakhir dan akses pengetahuan global.
sumber : Antara

2 hours ago
1







































:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5344879/original/037827700_1757495713-Kota_Semarang.jpg)






