Salamah (42) dibantu anaknya membangun hunian sementara di lahan rumahnya yang hanyut akibat banjir bandang di Kota Lintang, Aceh Tamiang, Aceh, Ahad (21/12/2025). Sudah hampir satu bulan, Salamah tinggal di tenda pengungsian bersama penyintas lainnya.
REPUBLIKA.CO.ID,BANDA ACEH — Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyatakan dana tunggu hunian bagi korban bencana di Sumatra yang mengungsi di rumah kerabat atau saudara mulai dicairkan. Kepala BNPB Suharyanto, di Banda Aceh, Kamis (25/12/2025), mengatakan dana tunggu hunian tersebut sebesar Rp 600 ribu per kepala keluarga (KK) setiap bulan. Dana itu diberikan kepada korban bencana yang tidak tinggal di hunian sementara (huntara).
“Pemerintah mulai besok mencairkan dana tunggu hunian sebesar Rp 600 ribu per KK setiap bulan. Dana ini diberikan kepada masyarakat korban bencana yang tidak tinggal di hunian sementara, tetapi ditampung di rumah kerabat atau saudaranya,” kata Suharyanto.
Ia mengatakan dana tunggu hunian tersebut disalurkan tidak melalui mekanisme manual, melainkan ditransfer langsung ke rekening penerima melalui bank pemerintah yang ada di Provinsi Aceh.
Pada tahap awal, kata dia, dana tunggu hunian disalurkan untuk periode Desember 2025, Januari, dan Februari 2026. Dana tersebut akan diberikan hingga tersedia hunian tetap bagi korban bencana.
Terkait data penerima dana tunggu hunian, Suharyanto mengatakan proses pendataan masih berjalan. Namun, di sejumlah kabupaten dan kota telah tersedia data masyarakat korban bencana yang ditampung di rumah kerabat maupun saudara.
“Penyaluran dana tunggu hunian ini tidak menunggu semuanya terdata. Jika sudah ada 10, 100, atau 1.000 KK, dana langsung ditransfer. Sebab, datanya dinamis dan terus diperbarui dari lapangan,” kata Suharyanto.
Mengenai pembangunan huntara, Suharyanto mengatakan prosesnya sudah mulai berjalan. Pembangunan hunian sementara tersebut tidak terfokus pada satu titik, tetapi juga dapat dilakukan di lokasi rumah warga yang rusak berat atau hilang akibat bencana banjir.
“Banyak masyarakat korban bencana menginginkan pembangunan hunian sementara di lokasi tempat tinggal asalnya karena tidak ingin jauh dari kampung atau rumah awal. Keinginan ini tentu kami akomodasi,” kata Suharyanto.
sumber : ANTARA

7 hours ago
5


































:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5344879/original/037827700_1757495713-Kota_Semarang.jpg)









