DPR Soroti Penyaluran BBM Darurat di Aceh Pascabencana

3 hours ago 4

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Anggota Komisi VI DPR RI Rieke Diah Pitaloka menekankan pentingnya kelancaran penyaluran bahan bakar minyak (BBM) darurat untuk menopang operasional generator set (genset) pada instalasi darurat di wilayah terdampak bencana di Aceh. Menurut Rieke, pasokan BBM untuk genset menjadi kunci agar layanan vital tetap berjalan selama proses pemulihan pascabencana masih berlangsung secara bertahap.

Penegasan tersebut disampaikan Rieke melalui unggahan di akun media sosial pribadinya yang memuat kondisi lapangan serta kebutuhan energi darurat pascabencana di Aceh. Ia menjelaskan kerusakan infrastruktur dan keterbatasan akses membuat penyaluran BBM, khususnya untuk kebutuhan operasional genset, menghadapi tantangan serius.

Dalam kondisi tersebut, genset darurat menjadi penopang utama operasional berbagai instalasi layanan di wilayah terdampak.

“Ini instalasi darurat, khususnya untuk layanan kesehatan. Salah satu prioritas penting yang tidak boleh terhenti,” ujar Rieke, Selasa (23/12/2025).

Ia menegaskan keberlangsungan operasional instalasi darurat sepenuhnya bergantung pada pasokan BBM yang stabil dan berkelanjutan untuk genset. Tanpa kepastian distribusi, layanan vital berisiko terhenti di tengah situasi darurat.

Rieke menjelaskan kebutuhan BBM untuk genset darurat tersebar di sejumlah wilayah di Aceh, meliputi Banda Aceh, Sigli, Lhokseumawe, Langsa, Meulaboh, dan Subulussalam. Seluruh titik tersebut membutuhkan penyaluran BBM yang terukur dan berkesinambungan selama masa pemulihan pascabencana.

“Ini bukan soal urusan personal atau kelembagaan. Ini persoalan penyelamatan korban bencana. Karena itu, data dan keputusan harus berbasis kondisi riil di lapangan,” katanya.

Atas dasar itu, Rieke mendorong Pertamina Patra Niaga memastikan penyaluran BBM untuk kebutuhan genset darurat di Aceh berjalan lancar dan tidak terhambat.

“Saatnya semua pihak bergandengan tangan agar instalasi darurat tetap menyala dan masyarakat terlindungi,” ujar Rieke.

Sementara itu, dari wilayah terdampak di Kabupaten Aceh Tengah, Kepala Puskesmas Bintang Bidan Noviarni Fitri mengungkapkan dampak keterbatasan BBM terhadap sarana transportasi evakuasi pasien. Ia menjelaskan kelangkaan BBM untuk kapal menghambat proses rujukan pasien dari wilayah yang masih terisolasi.

“Jadi cerita ini merujuk pasien. Karena langka BBM, pasiennya meninggal di sini, di puskesmas. Harusnya naik kapal dari sini, tetapi kapalnya tidak ada bahan bakar, sehingga pasien meninggal di puskesmas,” kata Noviarni.

Read Entire Article
Food |