Erick Dorong Arah Olahraga ke Olimpiade, Siap Gelar Pertemuan Antar Menteri Olahraga Asia Tenggara

4 hours ago 2

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah Indonesia mendorong agar ajang olahraga di kawasan Asia Tenggara memiliki arah yang jelas menuju Olimpiade. Menteri Pemuda dan Olahraga Republik Indonesi (Menpora RI) Erick Thohir menegaskan, Indonesia akan mengundang seluruh Menteri Olahraga Asia Tenggara pada Februari 2026 untuk membahas masalah tersebut.

“Indonesia menginginkan SEA Games mencerminkan road to Olimpiade. Cabor yang dipertandingkan harus cabang-cabang Olimpiade agar negara-negara di Asia Tenggara bisa bersaing di level dunia,” ujar Menpora Erick di Jakarta, Selasa (21/10/2025).

Ia menambahkan, rencana pertemuan itu juga akan diikuti dengan undangan serupa dari Filipina pada April mendatang. Diskusi akan diarahkan untuk memastikan arah pembangunan olahraga Asia Tenggara tidak berhenti di level regional, melainkan menembus panggung dunia.

Menpora Erick menyatakan, negara di Asia Tenggara sejauh ini juga sudah mampu meraih emas Olimpiade. Filipina mampu meraih emas dari senam, sementara Singapura sebelumnya melalui renang. Terakhir, Indonesia meraih emas angkat besi dan panjat tebing, tak lagi hanya mengandalkan bulu tangkis.

SEA Games harus jadi ajang pembinaan serius

Menpora menyampaikan, pembahasan detail persiapan SEA Games sempat tertunda satu hari karena berbarengan dengan sidang paripurna kabinet. Namun, ia memastikan koordinasi dengan pengurus besar (PB) cabang olahraga akan segera dilakukan untuk menentukan target realistis.

“Kita sedang menggali potensi 82 sampai 90 medali emas agar bisa masuk tiga besar. Saat ini baru punya 46 emas yang bisa dipastikan, itu pun belum tentu pasti, karena semuanya masih akan dipertandingkan. Jadi masih ada pekerjaan besar untuk memverifikasi tambahan emas untuk mencapai target 82-90 emas” jelas Erick.

Ia mencontohkan beberapa cabang yang diharapkan bisa menjadi lumbung medali, seperti bulu tangkis dan woodball. “Kita harapkan bulu tangkis tetap memberikan yang terbaik. Woodball kemarin dapat delapan emas di Hong Kong, semoga di SEA Games bisa enam emas atau separuh dari medali emas yang diperebutkan,” katanya.

Dorong atlet mandiri dan transparansi PB

Pemerintah, menurut Menpora, juga mendorong konsep atlet mandiri yang tetap mendapatkan pengakuan dan dukungan negara jika berprestasi. Ia menyinggung bahwa dalam aturan kenegaraan, atlet mandiri belum berhak atas bonus, namun dalam kerangka Desain Besar Olahraga Nasional (DBON) ada skema Promdeg* (Promosi dan degradasi) yang bisa diberikan.

“Kalau atlet mandiri prestasinya baik, bisa masuk Cabor Unggulan. Ini bentuk apresiasi agar semua punya kesempatan yang sama,” kata Menpora Erick.

Erick menekankan pentingnya keterbukaan antara pemerintah dan pengurus cabang olahraga. Atlet yang dikirim ke ajang internasional, katanya, harus merupakan yang terbaik. “Saya tak mau kirim atlet untuk coba-coba. Mereka yang dikirim harus duta bangsa yang membawa kedigdayaan. Kalau kalah pun harus terhormat. Inferior mentality harus kita buang. Jangan minder lihat bangsa asing,” tegas Erick.

Bangun sistem jangka panjang dan peta jalan olahraga

Kemenpora juga akan menyiapkan roadmap jangka panjang dengan prioritas pada 17 cabang olahraga unggulan dalam DBON. Program pembinaan akan dilakukan secara berjenjang hingga 2036 dengan dukungan anggaran multi-year.

Erick menyebut contoh strategi jangka panjang seperti mengirim perenang ke kompetisi NCAA di Amerika Serikat, pelatnas panahan di Korea Selatan selama setahun, serta pelatihan senam ke Jepang atau Rumania.

“PON, SEA Games, Asian Games, dan Olimpiade harus jadi satu jalur. Kemenpora, KOI, dan KONI harus introspeksi diri dan satu visi,” ujar Erick.

Ia juga menegaskan bahwa pembangunan olahraga Indonesia harus berkelanjutan dengan blueprint yang diwariskan dari satu Menpora ke Menpora berikutnya. “Saya hanya melanjutkan apa yang sudah dilakukan Menpora sebelumnya. Presiden juga sudah memberi arahan, seperti persiapan MotoGP dengan target penonton meningkat dari 120 ribu menjadi 140 ribu,” kata Menpora.

Selain itu, Erick memastikan koordinasi lintas kementerian juga terus dijaga, termasuk dengan Kementerian Desa terkait rencana Liga Desa. “Saya sepakat dengan Menteri Desa tentang Liga Desa, tapi saya minta dibicarakan juga dengan PSSI karena sudah ada Liga 4 dan kompetisi kelompok usia seperti U-15. Harus jelas posisinya,” ujarnya.

Read Entire Article
Food |