Home > Kolom Tuesday, 01 Jul 2025, 10:30 WIB
Berikut adalah lima kapal tradisional Indonesia.

ShippingCargo.co.id, Jakarta — Hari Pelaut Sedunia 2025 pada 25 Juni silam menjadi momen tepat untuk mengingat kembali warisan bahari Indonesia yang luar biasa. Meski zaman sudah serba digital dan otomatis, kapal-kapal tradisional Indonesia tetap menjadi simbol kejayaan, ketangguhan, dan kearifan lokal dalam dunia pelayaran.
Lagu "Nenek moyangku seorang pelaut" bukan sekadar lirik masa kecil. Ia mencerminkan identitas bangsa maritim yang telah diwariskan sejak zaman nenek moyang. Dengan wilayah perairan yang luas dan ribuan pulau yang tersebar, Indonesia membutuhkan pelaut tangguh dan kapal-kapal unik yang siap mengarungi samudera.
Deretan Kapal Tradisional yang Melegenda di Nusantara
Berikut adalah beberapa kapal tradisional Indonesia yang bukan hanya jadi alat transportasi, tapi juga warisan budaya dunia, per Instagram resmi Ditjen Hubla:
???? Kapal Sandeq, asal Sulawesi Barat (Suku Mandar): Panjang sekitar 7 meter, lebar hanya 1 meter, namun memiliki layar setinggi 20 meter. Keunggulannya, bisa melawan arah angin dengan teknik Makkarakkayi (zigzag). Cocok untuk perairan terbuka dan balap.
⛵ Kapal Pinisi, asal Sulawesi Selatan (Bugis, Konjo, Mandar): Dikenal dengan dua tiang layar utama dan tujuh layar. Prestasinya? Ditetapkan UNESCO sebagai Warisan Budaya Takbenda Dunia sejak 2017.
???? Perahu Jalur, asal: Kuantan Singingi, Riau. Unik karena dibuat dari kayu utuh tanpa sambungan. Saat ini menjadi bagian dari Festival Pacu Jalur, atraksi budaya yang menarik wisatawan.
???? Perahu Kora-Kora, asal Ternate, Maluku Utara. Dikenal sejak abad ke-13, digunakan saat perang dan perdagangan. Ciri khasnya adalah bentuk ramping, panjang, dan ujung kapal melengkung tinggi.
???? Kapal Pencalang, asal Riau dan Semenanjung Melayu. Digunakan sejak zaman Majapahit untuk berdagang dan mematai musuh. Kini menjadi simbol kejayaan Kesultanan Siak Sri Indrapura.
Menjaga Laut, Melestarikan Budaya
Sebagai bangsa maritim, Indonesia tak hanya diuntungkan secara geografis, tapi juga memiliki tanggung jawab untuk menjaga laut dan mewariskan budaya bahari ke generasi selanjutnya. Kapal tradisional bukan hanya alat transportasi, tetapi wujud nyata dari filosofi hidup, teknologi lokal, serta semangat gotong royong dan keberanian.
Selamat Hari Pelaut Sedunia 2025 untuk seluruh pelaut Indonesia yang telah menjaga perairan Nusantara dan menggerakkan roda ekonomi laut. Mari terus lestarikan kapal-kapal tradisional sebagai warisan tak ternilai dari negeri bahari tercinta ini!