REPUBLIKA.CO.ID,
YOGYAKARTA - Tagar #SatuIndonesiaLiburanKeYogyakarta yang belakangan viral, seolah menjadi kenyataan pada libur Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2025/2026. Lonjakan wisatawan yang terus berdatangan ke DIY selama libur Nataru ini membuat Kota Yogyakarta ikut ramai dipadati wisatawan dari berbagai daerah. Pantauan Republika, kawasan wisata utama seperti Malioboro sesak baik siang maupun malam hari, sementara lalu lintas di sejumlah ruas jalan juga mengalami kepadatan yang signifikan. Keramaian mulai terasa sejak awal pekan libur. Banyak wisatawan yang menghabiskan waktunya di Malioboro untuk berbelanja, menikmati kuliner, hingga sekadar berjalan-jalan dan mengambil swafoto di berbagai lokasi yang menjadi ciri khas Malioboro. Kondisi ini berdampak langsung pada lalu lintas di jalan-jalan utama kota yang kerap tersendat, terutama pada jam-jam sibuk. Lonjakan wisatawan ini dipicu oleh kemudahan akses menuju Yogyakarta. Moda transportasi seperti kereta api dan pesawat masih menjadi pilihan utama, ditambah akses jalan darat yang semakin terbuka dengan keberadaan ruas tol di wilayah sekitar. Tak heran jika Yogyakarta kembali menjadi destinasi favorit nasional saat musim liburan. Namun di tengah euforia pariwisata tersebut, bagaimana nasib warga Kota Yogyakarta sendiri? Apakah turut menikmati waktu liburnya? Menanggapi kondisi tersebut, Wali Kota Yogyakarta, Hasto Wardoyo, menyarankan warganya untuk berlibur ke daerah lain di sekitar DIY apabila merasa jenuh dengan keramaian di dalam kota. "Saya berharap orang Jogja ini bisa melihat (destinasi wisata -Red) di luar juga bagus. Ke Gunungkidul, ke Kulon Progo, ke Bantul kan juga bagus saya kira," kata Hasto, Ahad (28/12/2025). Pemerintah kota sebelumnya mengajak masyarakat lokal untuk mengalah dan memberi ruang bagi wisatawan agar dapat berlibur dengan nyaman, khususnya di kawasan-kawasan ikonik seperti Malioboro yang sudah menjadi langganan kunjungan warga sehari-hari. Menurut Hasto, warga Yogyakarta memiliki kemudahan akses untuk berwisata ke wilayah sekitar karena jaraknya relatif dekat. Ia mencontohkan sejumlah destinasi di Kabupaten Kulon Progo seperti Girimulyo dan kawasan perbukitan Menoreh yang menawarkan suasana alam yang lebih tenang. "Jaraknya juga dekat. Mau ke pantai juga bisa ke Gunungkidul atau Bantul," ujarnya. Pemerintah sejatinya telah memprediksi lonjakan wisatawan selama Nataru. Kepadatan yang terjadi kerap membuat warga lokal enggan beraktivitas di pusat kota. "Kalau bisa bayangkan, misalnya orang (dari) Jakarta mau berlibur, itu mungkin kalau ke Jogja, banyak yang masih menggunakan jalan darat juga tercapai, kereta api terjangkau gitu ya, itu salah satu pengaruhnya (mengapa Yogyakarta ramai didatangi wisatawan -Red)," ucap Hasto. Tanpa diminta pun, sebagian warga memilih mengurangi aktivitas di pusat kota. Beberapa di antaranya menunda kunjungan ke tempat wisata dalam kota, memilih berdiam di rumah, atau mengalihkan aktivitas ke wilayah pinggiran. Ada pula yang memanfaatkan libur panjang dengan berwisata ke kabupaten sekitar seperti Kulon Progo, Bantul, atau Gunungkidul yang relatif lebih lengang. Salah satunya Wening, warga Yogyakarta. Ia memilih menunda liburan hingga kondisi kota kembali normal. "Di rumah saja dulu, jalanan juga macet parah kalau mau ke mana-mana," ucapnya. Sementara Serly menyampaikan tak terganggu dengan keramaian yang terjadi. Ia juga masih bisa menikmati hari liburnya dengan mengeksplor daerah sekitar Yogyakarta yang belum pernah didatanginya. "Kalau aku nggak masalah (macetnya -Red), namanya juga musim libur, banyak wisatawan datang. Aku sama temen-temen eksplor ke Gunungkidul karena banyak juga tempat wisata yang bagus-bagus dan aesthetic," ungkapnya. Sebelumnya diberitakan, angka lebih dari 7 juta wisatawan yang sebelumnya diprediksi akan memadati Yogyakarta, kini menjadi kenyataan. Sejak memasuki pekan libur Nataru, mobilitas kendaraan di sejumlah ruas jalan yang biasanya lenggang, beberapa hari terakhir ini meningkat dan terasa padat. Kemacetan pun tak terhindarkan, bahkan antrean masuk kendaraan di berbagai destinasi wisata termasuk Malioboro tampak mengular. Kawasan Malioboro masih menjadi salah satu pusat keramaian utama. Arus wisatawan yang berjalan kaki, berbelanja suvenir, hingga menikmati suasana malam Jogja terlihat sejak pagi hingga larut malam. Tak hanya Malioboro, kawasan Keraton Yogyakarta, Taman Sari, hingga destinasi wisata alam di Kabupaten Gunungkidul dan Sleman juga ramai dikunjungi. Wisatawan memanfaatkan libur Nataru untuk berwisata pantai, menikmati pemandangan alam, hingga mencoba berbagai wahana wisata keluarga.

3 hours ago
1








































:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5344879/original/037827700_1757495713-Kota_Semarang.jpg)






