PHRI Sebut Harga Tiket Pesawat Jadi Faktor Kunjungan Wisata Bali

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA — Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) enggan menanggapi isu sepinya kunjungan wisatawan ke Bali saat libur Natal dan Tahun Baru (Nataru). Sekretaris Jenderal PHRI Maulana Yusran mengatakan PHRI belum memiliki data terkait jumlah kunjungan wisatawan ke Bali.

“Saya tidak akan mengomentari itu betul atau tidak karena ada kepala daerah. Kalau kita mendengarkan informasi langsung dari Pak Gubernur, data itu seharusnya valid,” ujar Maulana saat dihubungi Republika di Jakarta, Selasa (23/12/2025).

Maulana menyampaikan banyak faktor yang dapat berdampak terhadap rencana perjalanan wisatawan. Ia menyebut aspek biaya transportasi hingga kondisi cuaca berpengaruh terhadap tingkat kunjungan wisatawan ke Bali.

“Kalau kita lihat, fenomenanya juga seharusnya dilihat dari penerbangan yang harus menjadi salah satu indikator apakah memang benar terjadi penurunan,” ucap Maulana.

Maulana mengatakan tarif pesawat masih menjadi persoalan klasik bagi pariwisata Bali, meskipun telah ada stimulus diskon tarif transportasi dari pemerintah selama Nataru. Ia menilai tarif tiket pesawat menjadi pertimbangan di tengah tekanan daya beli masyarakat.

“Kalau kita perhatikan, tiket penerbangan domestik saat ini sangat tidak kompetitif sehingga masyarakat memilih berlibur ke Thailand atau China yang lebih murah,” ungkap Maulana.

Maulana menilai kebijakan tarif tiket pesawat yang dikenakan pajak pertambahan nilai (PPN) tidak adil karena tidak berlaku pada moda transportasi lain. Ia menyebut tingginya harga tiket pesawat kontradiktif dengan kondisi negara kepulauan yang sangat bergantung pada transportasi udara.

“Jadi, banyak hal yang sebenarnya harus dievaluasi ke depan supaya wisatawan nusantara bisa berwisata di Indonesia saja. Kalau tidak, wisatawan nusantara akan memilih alternatif berlibur ke luar negeri daripada di dalam negeri,” lanjut Maulana.