REPUBLIKA.CO.ID, SELAT MALAKA -- Perubahan iklim memicu pembentukan Siklon Senyar di Selat Malaka yang berdampak pada curah hujan yang sangat tinggi di wilayah Sumatera, sehingga menimbulkan bencana di Nanggroe Aceh Darussalam, Sumatera Utara dan Sumatera Barat, membuat daerah lain di Indonesia patut waspada. Provinsi Jawa Tengah termasuk daerah yang rentan akan bencana alam, mulai banjir, tanah longsor, kekeringan, gempa bumi, gunung meletus, pergerakan tanah, hingga angin kencang.
Pada tiga bulan pertama Tahun 2025 saja, setidaknya tercatat 91 bencana banjir dan tanah longsor di Jateng. Bulan November 2025, ada dua kasus longsor yang memakan korban jiwa puluhan orang. Peristiwanya di Kecamatan Majenang Kabupaten Cilacap dan Kecamatan Pandanarum Kabupaten Banjarnegara.
Kini, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) telah mengeluarkan peringatan dini. Kepala BMKG Teuku Faisal Fathani di Jakarta, Senin (1/12), memaparkan dua bulan ke depan wilayah Jawa, Bali, Nusa Tenggara Timur (NTT), Nusa Tenggara Barat (NTB) , sebagian Sulawesi Selatan, Papua Selatan, dan Kalimantan akan mengalami curah hujan tinggi hingga sangat tinggi.
Ia juga menyebut adanya potensi bibit siklon atau siklon tropis di perairan selatan Indonesia hingga NTT, Laut Arafura, serta selatan Papua. Wilayah yang perlu meningkatkan kewaspadaan yakni Bengkulu, Lampung, Banten, DKI Jakarta, Jawa, Bali, NTB, NTT, Maluku, Papua Selatan, dan Papua Tengah.
Periode November 2025-April 2026 merupakan fase pertumbuhan bibit atau siklon tropis di selatan Indonesia yang berpotensi menimbulkan hujan lebat dan angin kencang. Berkaca dari pengalaman penanganan bencana sebelumnya serta serangan Siklon Senyar, informasi dari BMKG dapat menjadi bagian peringatan dini di daerah. Selain itu, setiap elemen baik dari pemerintah, masyarakat, komunitas maupun stakeholder lainnya, meningkatkan pemahaman serta kewaspadaan terhadap perubahan iklim dan dampaknya.
Dan tentu saja, butuh komitmen dan keberanian dari pengambil kebijakan untuk menata ulang pemanfaatan lahan. Apakah sudah sesuai peruntukan atau dimanfaatkan sesuai kepentingan? Dengan lahan yang terbatas, penduduk yang terus bertambah, serta kebutuhan untuk kepentingan lainnya, jangan sampai Jawa tersisa karena salah pengelolaan.
sumber : Antara

3 hours ago
1































:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5344879/original/037827700_1757495713-Kota_Semarang.jpg)








