Semangat Natal di Kampung Yesus yang Terjajah

6 hours ago 3

REPUBLIKA.CO.ID, BETLEHEM – Ribuan orang berkumpul di Betlehem pada Malam Natal untuk perayaan publik pertama sejak tahun 2022. Kota tersebut selama dua tahun belakangan merayakan Natal dalam senyap untuk menghormati ribuan orang yang terbunuh selama agresi genosidal Israel di Gaza. 

Keluarga memenuhi Manger Square di kota Tepi Barat yang diduduki ketika pohon Natal raksasa kembali ke alun-alun, menggantikan tampilan kelahiran Yesus yang digunakan selama perang yang menunjukkan bayi Yesus di tengah puing-puing dan kawat berduri, melambangkan kehancuran di Gaza.

Aljazirah melaporlan, perayaan tersebut dipimpin oleh Kardinal Pierbattista Pizzaballa, pemimpin tertinggi Katolik di Tanah Suci, yang tiba di Betlehem dari Yerusalem dalam prosesi Natal tradisional dan menyerukan “Natal yang penuh cahaya”.

Kelompok pramuka dari kota-kota di Tepi Barat berbaris melalui jalan-jalan Betlehem, bagpipe mereka dibungkus dengan bendera tartan dan bendera Palestina. 

Pastor Issa Thaljieh dari Gereja Ortodoks Yunani mengatakan pesan Natal Betlehem tahun ini adalah pesan cinta dan perdamaian bagi dunia. Dia mencatat bahwa suasananya terasa berbeda tahun ini dengan kembalinya pohon Natal dan partisipasi warga Palestina dari dalam Israel bersama dengan delegasi wisatawan yang berkunjung. 

Namun, ia mengatakan kegembiraan itu belum lengkap jika warga Palestina di Gaza, tempat lebih dari 71.000 orang syahid akibat agresi Israel dia tahun belakangan, masih terus menderita.

Sejak dimulainya perang genosida Israel di Gaza, pasukan Israel hampir setiap hari melakukan penggerebekan di Tepi Barat, menangkap ribuan warga Palestina dan membatasi pergerakan antar kota. Warga Palestina mengatakan kehadiran militer yang semakin intensif, penutupan jalan, dan penundaan pos pemeriksaan telah menghalangi pengunjung, sehingga melumpuhkan sektor pariwisata yang menjadi sandaran perekonomian Betlehem. 

Mayoritas yang merayakannya adalah penduduk lokal, dan hanya sejumlah kecil pengunjung asing.

Pengangguran di Bethlehem melonjak dari 14 persen menjadi 65 persen selama perang genosida di Gaza, kata Walikota Maher Nicola Canawati awal bulan ini. Ketika kondisi ekonomi memburuk, sekitar 4.000 penduduk meninggalkan kota untuk mencari pekerjaan, tambahnya. 

Read Entire Article
Food |