Tiga Chemistries yang Bikin Cinta Raja Bhumibol Adulyadej kepada Sirikit Langgeng Hingga Tutup Usia

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ibu Suri Sirikit pergi meninggalkan banyak kenangan. Salah satunya adalah cinta yang diukirnya bersama mendiang Raja Bhumibol Adulyadej hingga akhir hayat.

Berdasarkan laporan sejumlah kantor berita asing, kisah cinta keduanya merupakan kombinasi dari tiga hal, yaitu dukungan di masa sulit, kecocokan pribadi, dan kekaguman terhadap karakter dan kepribadiannya. Kisah cinta mereka menjadi salah satu kisah paling romantis dalam sejarah monarki Thailand.

Raja Bhumibol Adulyadej sangat mencintai Sirikit karena beberapa alasan yang saling terkait, baik dari segi personal maupun konteks sejarah. Hubungan mereka berawal dari masa-masa sulit, sehingga membangun ikatan emosional yang kuat.

Tiga chemistry tadi terlihat dari beberapa faktor yang melatarbelakangi cinta Raja Bhumibol kepada Sirikit:

1. Kehadiran di masa sulit

Pertemuan pertama mereka terjadi di Paris saat Bhumibol sedang dalam masa pemulihan akibat kecelakaan mobil serius. Sirikit, yang saat itu masih remaja, kerap mengunjungi Bhumibol yang terbaring sakit.

Kehadiran dan perhatian Sirikit di masa-masa sulit tersebut membangun fondasi emosional yang dalam dan menjadi titik balik penting dalam hidup Bhumibol.

2. Keterikatan pribadi dan dukungan emosional

Sirikit tidak hanya menjadi permaisuri, tetapi juga seorang pendamping yang setia, memberikan dukungan emosional yang konstan kepada Bhumibol. Ia memberikan kekuatan dan stabilitas emosional yang sangat dibutuhkan sang raja, terutama dalam menghadapi tugas-tugas kerajaan yang berat.

3. Kecocokan dan minat yang sama

Mereka memiliki banyak minat yang sama, terutama dalam bidang musik. Bhumibol adalah seorang musisi berbakat yang menggubah banyak lagu, dan Sirikit memiliki bakat sebagai pianis. Minat yang sama ini membuat mereka memiliki hubungan yang harmonis dan terjalin dengan indah.