REPUBLIKA.CO.ID,GAZA -- Rata-rata 28 anak wafat setiap hari di Gaza, Palestina. Mereka wafat dibunuh Israel secara terus menerus.
Israel juga melakukan blokade terhadap bantuan kemanusiaan, demikian pernyataan Dana Anak-Anak PBB (UNICEF).
"Kematian akibat pemboman, kematian akibat malnutrisi dan kelaparan. Kematian akibat kurangnya bantuan dan layanan vital," tulis UNICEF dalam sebuah unggahan di X pada Senin, (4/8/2025).
"Di Gaza, rata-rata 28 anak per hari (wafat), sebanyak (anak-anak di) ruang kelas wafat," kata UNICEF, dikutip dari laman TRT World, Selasa (5/8/2025)
UNICEF mendesak akses kemanusiaan segera ke dalam Gaza, juga mendesak Israel menghentikan serangan mereka di Gaza. UNICEF menekankan bahwa anak-anak di Gaza sangat membutuhkan makanan, air bersih, obat-obatan, dan perlindungan.
"Lebih dari segalanya, mereka membutuhkan gencatan senjata, SEKARANG," tulis UNICEF.
Israel Melakukan Genosida di Gaza
Sejak 7 Oktober 2023, Israel telah melakukan genosida di Gaza, Palestina. Menurut Kementerian Kesehatan Gaza, hampir 61.000 warga Palestina telah wafat, hampir setengahnya yang dibunuh Israel adalah perempuan dan anak-anak, sementara puluhan ribu lainnya terluka.
Serangan Israel telah menghancurkan infrastruktur kesehatan dan sanitasi di Gaza, memaksa penutupan hampir semua rumah sakit, dan mendorong wilayah tersebut ke ambang kelaparan.
Badan-badan bantuan mengatakan pengiriman makanan, obat-obatan, dan bahan bakar telah sangat terhambat. Itu terjadi akibat pembatasan yang dilakukan Israel di perlintasan perbatasan.
Meskipun seruan internasional untuk gencatan senjata semakin meningkat, Israel terus melanjutkan genosidanya di Gaza.
UNICEF dan kelompok-kelompok kemanusiaan lainnya memperingatkan bahwa jika kekerasan tidak segera diakhiri, jumlah kematian anak-anak di Gaza yang sudah mengerikan akan terus meningkat.
Sumber: