Dari PBNU ke Kampus UMJ, Ahmad Soleh Wujudkan Dakwah Berkemajuan

9 hours ago 3

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Di usia kepala lima, Ahmad Soleh membuktikan bahwa semangat belajar tak pernah mengenal batas. Sosok yang akrab disapa Soleh Sofyan ini bukan sekadar mahasiswa biasa, melainkan Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU).

Ia aktif berdakwah lintas organisasi Islam. Dia juga wisudawan Program Studi Magister Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Jakarta (MIKOM FISIP UMJ).

Bagi Soleh, keputusan kuliah di UMJ bukanlah kebetulan. Ia memilih kampus ini karena melihat UMJ sebagai ruang akademik yang moderat, terbuka, dan berkomitmen terhadap pendidikan berkemajuan.

“Di sini saya menemukan lingkungan yang mendorong disiplin, berpikir kritis, dan menghargai perbedaan pandangan,” ujarnya.

Sebagai dai dan aktivis dakwah, Soleh menilai bahwa komunikasi dan dakwah adalah dua hal yang tak terpisahkan. Keduanya berbicara tentang bagaimana pesan kebaikan disampaikan secara efektif kepada masyarakat. Karena itu, ia merasa pilihan untuk mempelajari ilmu komunikasi di UMJ sangat relevan dengan kiprahnya di dunia dakwah.

“Ilmu komunikasi yang saya pelajari di UMJ membantu saya berdakwah dengan cara yang lebih halus dan menyentuh. Banyak materi kuliah yang saya praktikkan di kanal YouTube, Instagram, dan TikTok saya,” ujarnya.

Namun perjalanan akademiknya tidak selalu mudah. Di tengah padatnya jadwal ceramah dan kegiatan organisasi. Meskipun begitu, Ia memiliki prinsip yang jelas dalam membagai waktu ketika belajar harus fokus akademik, dan saat berdakwah, harus totalitas di organisai.

Menyatukan Dakwah, Menyulam Persaudaraan

Berbekal pengalaman di dua dunia akademik dan dakwah, Soleh meyakini bahwa perbedaan bukanlah alasan untuk berjarak, melainkan peluang untuk bersinergi. Ia kerap menjadi jembatan antara Nahdlatul Ulama (NU) dan Muhammadiyah, dua ormas Islam terbesar di Indonesia.

“Saya pernah mengisi ceramah Maulid Nabi yang diselenggarakan kader NU dan Muhammadiyah bersama. Di sana terasa betul bahwa semangat cinta Rasul itu menyatukan dua ormas besar ini,” ujar Sholeh.

Menurutnya, dakwah NU dan Muhammadiyah sesungguhnya memiliki tujuan yang sama yaitu menyebarkan nilai-nilai Islam yang membawa rahmat bagi seluruh alam.

Ia juga berpesan agar generasi muda dari kedua ormas memperbanyak kolaborasi dalam berbagai bidang.

“Generasi muda NU dan Muhammadiyah harus sering berkolaborasi dalam kegiatan sosial, pendidikan, dan budaya. Kita harus keluar dari fanatisme sempit dan menempatkan Ukhuwah Islamiyah serta semangat kebangsaan sebagai prioritas utama,” pesannya.

Dari Kampus ke Kiprah Bangsa

Selama menempuh studi di UMJ, Soleh memetik banyak nilai berharga yang ia terapkan dalam kiprahnya di PBNU. “Dua nilai utama yang saya bawa dari UMJ adalah disiplin dan pendidikan berkemajuan. UMJ mengajarkan bahwa kemajuan umat tidak cukup hanya dengan semangat, tapi harus dibangun dengan ilmu dan etika,” ujarnya.

Bagi Soleh, nilai-nilai ini menjadi fondasi penting untuk membangun dakwah yang moderat dan inklusif, sekaligus memperkuat sinergi NU–Muhammadiyah di tingkat nasional. Ia bahkan memiliki gagasan agar dialog lintas organisasi mahasiswa diperkuat melalui kajian, forum diskusi, dan literasi bersama.

“Saya ingin teman-teman Muhammadiyah lebih banyak berinteraksi dengan sahabat-sahabat di NU, begitu juga sebaliknya. Tidak untuk melebur identitas, tapi untuk saling memahami dan belajar satu sama lain,” katanya.

Harapan untuk UMJ dan Umat

Soleh percaya bahwa UMJ memiliki peran strategis dalam menumbuhkan semangat ukhuwah Islamiyah lintas ormas. Menurutnya, UMJ banyak diminati mahasiswa dari keluarga Nahdlatul Ulama. Ini bukti bahwa UMJ bukan sekadar kampus Muhammadiyah, tapi juga rumah bagi semua yang ingin belajar Islam berkemajuan.

Hubungan harmonis NU dan Muhammadiyah dapat terus tumbuh melalui jalur pendidikan, sehingga melahirkan kolaborasi yang membawa manfaat bagi umat dan bangsa.

"Mari jadikan wisuda ini awal perjalanan pengabdian baru. Jangan berhenti belajar, karena ilmu tidak mengenal batas usia. Jadilah alumni yang membawa nilai Islam yang moderat, toleran, dan berkemajuan di tengah masyarakat,” kata Sholeh.

Dengan semangat itu, Ahmad Soleh menegaskan bahwa ilmu dan dakwah bukan dua jalan yang berbeda, melainkan satu arah menuju cita-cita besar, mencerdaskan dan mempersatukan umat.

Read Entire Article
Food |