Peradaban Islam dan Tiong Hua Diusulkan Jadi Poros Baru Perdamaian Global

3 hours ago 2

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dalam beberapa tahun terakhir, sangat prihatin dengan krisis peradaban modern yang menunjukkan kekacauan global, ketidakpastian, dan kerusakan global yang akumulatif. Diperparah oleh konflik berkepanjangan, kemiskinan, buta huruf, ketidakadilan, diskriminasi, perang saudara, dan berbagai bentuk kekerasan di tingkat nasional, regional dan global.

Hal tersebut disampaikan Chairman of World Peace Forum atau Chairman of Centre for Dialogue and Cooperation among Civillizations (CDCC), Profesor Din Syamsuddin. Ia menambahkan, pandangan Barat tentang kemanusiaan dan peradaban modern telah menemukan titik baliknya tercermin pada kekecewaan masyarakat yang meluas. 

"Oleh karena itu, peradaban Islam dan Asia sudah waktunya untuk diusulkan sebagai paradigma alternatif untuk menemukan kembali nilai perdamaian, keadilan, dan koeksistensi, keduanya berakar pada moderasi, harmoni, dan saling menghormati," kata Din kepada Republika di Jakarta, Senin (13/10/2025)

Din menjelaskan bahwa Wasatiyyat Islam merupakan ajaran inti Islam dan fondasi karakter Muslim sebagai Ummatan Wasathan. Sebuah masyarakat yang adil, sejahtera, damai, inklusif, harmonis, berdasarkan ajaran dan moralitas Islam. 

Sementara itu, peradaban Tiong Hua yang sudah berabad-abad mewarnai pemikiran beragam bangsa di Asia diyakini dapat menjadi instrumen penyeimbang bagi perkembangan dunia yang lebih harmonis.

Center for Dialogue and Cooperation among Civilizations atau CDCC dan Cheng Ho Multi Culture Education Trust berkomitmen untuk melanjutkan kemitraan yang telah dijalin sejak 2006 untuk memajukan visi perdamaian bersama ini melalui the World Peace Forum (WPF-Forum Perdamaian Dunia). 

"WPF merupakan forum dwitahunan untuk dialog antarpemimpin dunia, pembuat kebijakan, pemimpin agama, akademisi, aktivis perdamaian, insan media, perempuan, pemuda, dan pebisnis," ujar Din.

Din menambahkan, WPF telah sukses dilaksanakan untuk kedelapan kalinya di bawah semangat One Humanity, One Destiny, One Responsibility yang menjadi tema umum WPF. Forum-Forum berikutnya membahas beberapa tema: Addressing Facets of Violence: What Can be Done? (2008), Mainstreaming Peace Education: Developing Strategy, Policy, and Networking (2010), Consolidating Multicultural Democracy (2012), Quest for Peace: Lessons of Conflicts Resolutions (2014), Countering Violent Extremism: Human Dignity, Global Injustice, and Collective Responsibility (2016), The Middle Path for the World Civilizations (2018), and Human Fraternity and the Middle Path as the Foundation for a Peaceful, Just, and Prosperous World (2022).

WPF ke-9 sebagai platform pemersatu bagi dialog peradaban, kerja sama regional, dan pembangunan perdamaian global yang menjembatani nilai-nilai Islam dan Tiong Hua akan diselenggarakan di Hotel Grand Sahid, Jakarta pada 9-11 November 2025, akan dibuka oleh Presiden Prabowo Subianto di Istana Kepresidenan.

WPF ke-9 mengambil tema "Considering Wasatiyyat and Tionghua for Global Collaboration” yang diangkat dari kesadaran kolektif untuk menemukan nilai-nilai alternatif yang terdapat dalam ajaran Islam Wasatiyyat dan pemikiran Tiong Hua untuk perdamaian, keadilan, dan koeksistensi, sebagai kontribusi ajaran Islam dan kearifan Asia untuk dunia.

Read Entire Article
Food |