Fimela.com, Jakarta Masyarakat kini semakin resah dengan maraknya praktik pengoplosan beras premium yang terungkap belakangan ini. Seperti yang dikutip dari liputan6.com (14/7) Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman mengungkapkan temuan mengejutkan terkait penyimpangan distribusi beras di Indonesia. Bersama Satuan Tugas (Satgas) Pangan, Kementerian Pertanian (Kementan) menemukan setidaknya ada 212 merek beras yang diduga tidak memenuhi standar kualitas, mutu, dan volume sebagaimana yang tertera pada label kemasan.
Dalam keterangannya, Amran menjelaskan bahwa salah satu modus yang paling banyak ditemukan adalah pencantuman label beras premium atau medium, padahal isi di dalamnya hanyalah beras biasa. “Dari hasil pemeriksaan, sekitar 86% produk yang dicek ternyata tidak sesuai klaimnya. Ini jelas merugikan konsumen,” tegas Amran.
Modus oplosan ini membuat masyarakat harus semakin waspada saat membeli beras. Beberapa tanda beras oplosan sebenarnya bisa dikenali dengan kasat mata.
Ciri Beras Oplosan agar Tidak Salah Beli
Sebagai konsumen di saat beras oplosan banyak beredar harus lebih jeli lagi dalam memilih. Berikut adalah beberapa ciri beras oplosan yang seharusnya dihindari:
Warna Tidak Seragam
Salah satu tanda beras oplosan dapat dilihat langsung dari warnanya. Dalam satu kemasan, sering ditemukan butir beras yang warnanya tidak konsisten. Ada yang putih cerah, ada pula yang kusam, kekuningan, atau bahkan bercak hitam. Ini bisa jadi sinyal bahwa beras tersebut adalah campuran dari berbagai jenis atau kualitas berbeda, atau beras lama yang mulai rusak.
Aroma dan Bau yang Mencurigakan
Beras asli yang berkualitas baik umumnya memiliki aroma netral atau sedikit wangi khas padi. Sebaliknya, beras oplosan sering kali tidak berbau sama sekali atau justru mengeluarkan aroma apek, bau menyengat, bahkan bau kimia seperti kapur atau pemutih. Bau yang tidak wajar ini bisa menandakan adanya bahan tambahan berbahaya atau kualitas beras yang sudah menurun.
Tekstur Terlalu Halus dan Licin
Ciri lainnya adalah tekstur beras yang terlalu halus dan licin. Beras asli umumnya memiliki permukaan yang sedikit kasar karena proses penggilingan alami. Jika beras terasa terlalu licin, bisa jadi ada perlakuan tambahan untuk mempercantik tampilan. Cara lain untuk memeriksa kualitasnya adalah dengan merendam segenggam beras ke dalam air. Beras oplosan yang kurang baik biasanya mudah mengapung di permukaan air.
Alternatif Sumber Karbohidrat Pengganti Nasi
Nasi memang menjadi makanan pokok utama sebagian besar masyarakat Indonesia. Namun, Indonesia juga kaya akan sumber karbohidrat lain yang bisa menjadi alternatif pengganti nasi. Makanan pengganti nasi ini tidak hanya bergizi, tetapi juga punya cita rasa khas dan nilai budaya yang kuat di daerah masing-masing.
Di tengah isu beras oplosan, masyarakat bisa mulai mempertimbangkan sumber karbohidrat lain. Indonesia yang kaya akan ragam pangan lokal punya banyak alternatif pengganti nasi. Berikut beberapa contoh makanan pengganti nasi yang umum dikenal:
Sagu
Sagu banyak dikonsumsi oleh masyarakat di wilayah timur Indonesia, seperti Maluku dan Papua. Sagu diolah menjadi papeda, bubur sagu, atau roti sagu. Sagu mengandung karbohidrat yang cukup tinggi, rendah lemak, serta bebas gluten, sehingga cocok juga untuk yang sedang diet bebas gluten.
Singkong
Singkong adalah bahan pangan yang mudah dijumpai di hampir seluruh Indonesia. Umbi ini bisa direbus, digoreng, atau diolah menjadi berbagai hidangan tradisional seperti getuk, lemet, atau gaplek. Kandungan serat pada singkong cukup tinggi, sehingga membuat perut terasa kenyang lebih lama.
Ubi
Ubi jalar, baik ubi merah, kuning, maupun ungu, juga populer sebagai sumber karbohidrat alternatif. Ubi bisa dikukus, direbus, digoreng, atau diolah menjadi kolak dan aneka kue tradisional. Ubi kaya akan beta-karoten (provitamin A), vitamin C, dan antioksidan.
Tiwul
Tiwul adalah makanan tradisional dari Jawa, khususnya daerah Gunungkidul, Yogyakarta. Tiwul dibuat dari gaplek (singkong yang dikeringkan) yang ditumbuk menjadi butiran kecil lalu dikukus. Rasanya gurih-manis alami, cocok dimakan dengan lauk pauk sederhana.
Lemang
Lemang adalah makanan khas dari Sumatera dan Kalimantan. Terbuat dari beras ketan yang dimasak dalam ruas bambu dengan santan. Lemang punya rasa gurih legit dan sering disajikan bersama lauk seperti rendang atau serundeng. Manfaat Mengonsumsi Pengganti Nasi
Mengganti nasi dengan sumber karbohidrat lokal punya banyak manfaat. Selain mendukung ketahanan pangan lokal dan melestarikan kuliner daerah, pilihan ini juga membantu variasi asupan serat dan nutrisi yang baik bagi tubuh. Beberapa alternatif ini juga memiliki indeks glikemik yang lebih rendah dibanding nasi putih, sehingga baik untuk menjaga kadar gula darah.
Dengan lebih teliti memilih beras dan membuka diri pada pangan alternatif, diharapkan masyarakat bisa terhindar dari praktik curang pengoplosan sekaligus tetap terpenuhi kebutuhan gizinya. Semoga informasi ini bermanfaat.
Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.