Fimela.com, Jakarta Kekayaan budaya Indonesia tercermin pada keragaman kuliner khas yang mengunggah selera. Racikan bumbu khas dari setiap daerah menjadi rahasia di balik keunikan rasa setiap kuliner. Salah satunya bumbu andaliman asal Sumatera Utara.
Bumbu Andaliman sangat lekat dengan masyarakat Sumatera Utara dan adat Batak. Ia sendiri diracik menggunakan merica, ketumbar, pala, kemiri, cengkeh, kayu manis, kapulaga, dan keluak. Mengutip dari Indonesian Chef Association, bumbu Andaliman sendiri dibuat dari tanaman bernama latin tanaman Zanthoxylum acanthopodium atau jeruk-jerukan. Namun masyarakat lain menyebutnya sebagai merica Batak lantara memberikan sensasi unik di lidah yang mirip dengan merica.
Selain rasa, bumbu Andaliman memiliki ciri khas aroma citrus yang kuat. Hal inilah yang membuat bumbu Andaliman memiliki identitas tersendiri dan tidak bisa digantikan oleh rempah lain. Masyarakat Sumatera Utara umumnya menggunakan bumbu Andaliman untuk memasak arsik atau ikan pedas rempah kuning maupun dekke na niura atau hidangan ikan asam yang tersaji sebagai makanan rumahan atau pesta adat.
Namun seiring berjalannya waktu, bumbu Andaliman mendapat perhatian tersendiri di pasar kuliner internasional. Karakteristik yang kuat membuat sederet restoran mewah mengangkat keunikan rasa bumbu andaliman sebagai hidangan kuliner yang berkelas.
Seperti yang dilakukan Crio, sebuah studio kuliner yang terkenal dengan cokelat artisan, sajian comfort food khas Asia dan Barat hingga minuman kreatif. Memperbaharui pengalaman kuliner di Jakarta, Crio hadirkan sederet menu terbaru yang penuh karakter dan inovatif. Berkolaborasi dengan Chef William Cecario, Crio menghasilkan deretan comfort food bagi semua kalangan. Mulai dari para pekerja hingga keluarga.
Dimasak dengan teknik sous-vide
Chef William Cecario menyoroti bumbu andaliman sebagai bagian dari pengalaman kuliner yang seru dan baru di Crio. Ia mengambil inspirasi dari masakan ibunya dan petualangan mencicipi street food di Indonesia.
“Inspirasi saya datang dari masakan ibu dan kecintaan saya mencicipi berbagai street food. Saya memilih andaliman karena bumbu ini berasal dari kampung halaman saya, Sumatra Utara. Teknik sous-vide membantu menjaga cita rasa dengan presisi," kata Chef William.
Ya! Chef William mengolah bumbu andaliman menggunakan teknik sous-vide yang umumkan digunakan untuk memasak daging maupun ikan. Dalam teknik memasak, sous-vide merupakan cara memasak makanan pada suhu yang presisi dan konsisten. Bahan makanan yang dimasak biasanya disegel dalam kantung dan direndam di dalam air dengan suhu yang stabil dan presisi.
Teknik sous-vide sangat diandalkan untuk mendapatkan tingkat kematangan yang sempurna, tekstur yang lembut, kelembapan yang terjaga, hingga menjaga cita rasa dari bahan makanan itu sendiri. Teknik ini awalnya ditemukan Benjamin Thompson pada 1799 yang memelopori memasak suhu rendah, mengutip dari America's Test Kitchen.
Ayam Bakar Resep Ibu
Di tahun 1960an, Ambrose McGuckian meniru teknik memasak tersebut untuk makanan rumah sakit dan pengawetan rasa. Teknik ini memperoleh makna kuliner penting pada tahun 1970-an ketika koki Prancis Georges Pralus dan Bruno Goussault mengadaptasinya untuk membuat daging lebih empuk dan mengurangi kehilangan lemak dalam hidangan seperti foie gras. Abad ke-21 menyaksikan kemajuan teknologi dan diperkenalkannya peralatan rumah tangga yang terjangkau, membuat sous vide dapat diakses oleh khalayak yang lebih luas.
Di Crio, bumbu Andaliman yang dimasak menggunakan teknik sous-vide sukses menghadirkan pengalaman makan yang seru dan sulit dilupakan. Bumbu andaliman ini bisa kamu jumpai di menu Prawn Andaliman dan Pork Belly Andaliman. Aroma citrus yang diikuti dengan rasa pedas yang unik dan membekas di lidah.
Menu Ayam Bakar Resep Ibu menjadi masakan ibu Chef William yang memberikan rasa nyaman serasa mencicipi makanan ibu di rumah. Rasa manis dari ayam bakar berpadu dengan saus andaliman.
Selain menu tersebut, Crio juga hadirkan Squid Gochujang, Spicy Mango Octopus, Bebek Asap Kari, hingga Soto Menteng. Beberapa menu Crio menonjolkan bahan-bahan lokal dengan sentuha kreatif, seperti Slow Cooked Chuck Roll hingga Sate Babi Crio. Sementara Beef Carbonara yang lembut, Scallop yang halus, hingga Ikan Arsik yang kaya rempah—semuanya jadi bukti kreativitas William dalam memadukan rasa Nusantara dan teknik kontemporer.
Dessert yang atraktif
Untuk penutup yang manis, Master Chocolatier Chef Richie Pratadaja menyulap dessert menjadi karya seni. Kreasi terbarunya—Pisang, Le Flair, dan Dollop—menghadirkan keseimbangan rasa dan tekstur dengan tampilan yang memikat.
“Inspirasi saya biasanya berawal dari seni dan profil rasa bahan yang ingin saya tonjolkan,” ungkap Richie. “Saya menggunakan berbagai jenis cokelat sesuai karakter rasa yang ingin diangkat. Tekstur, presentasi, dan garnish memegang peran penting untuk membuat setiap dessert tak terlupakan.”
Setiap dessert disajikan dengan harmoni manis, pahit, dan asam yang pas. Richie memastikan tiap gigitan menghadirkan keseimbangan rasa yang memikat—dari cokelat single-origin hingga garnish yang kreatif.
Menu baru Crio adalah duet rasa yang hadirkan paduan sempurna hidangan gurih William dan dessert cokelat Richie.
“Kontras justru menciptakan keseimbangan yang memuaskan banyak selera,” kata William.
Para tamu diajak menikmati perjalanan dari pedas gurih ke manis lembut dalam satu rangkaian pengalaman makan.
Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.