5 Metode Sederhana untuk Berhenti Mengonsumsi Makanan Junk, Ayo Coba Sekarang!

1 month ago 48

Fimela.com, Jakarta Istilah makanan sampah merujuk pada produk makanan dan minuman yang telah diproses, seperti fast food, camilan, minuman bersoda, permen, dan kue. Saat ini, makanan jenis ini telah menjadi bagian dari pola makan sehari-hari bagi banyak orang. Meskipun tidak ada salahnya menikmati makanan ini sesekali sebagai hidangan kesukaan, sangat penting untuk tidak menjadikannya sebagai bagian dari pola makan harian.

Alasannya adalah karena konsumsi berlebihan terhadap makanan sampah dapat menimbulkan efek buruk bagi kesehatan. Pola makan yang banyak mengandung makanan ini sering kali berhubungan dengan berbagai masalah kesehatan, termasuk peningkatan kadar gula darah dan risiko penyakit jantung.

Oleh sebab itu, mengurangi atau bahkan menghentikan kebiasaan mengonsumsi makanan sampah secara teratur adalah langkah yang bijaksana untuk menjaga kesehatan tubuh dalam jangka panjang. Berikut adalah informasi lengkap yang dirangkum Fimela.com dari berbagai sumber, Kamis (23/1/2025).

Berat monyet yang bernama Godzilla ini telah mencapai 20 kilogram. Ia kerap diberikan junk food oleh orang-orang sekitar di distrik Min Buri, Thailand, hingga akhirnya mengalami obesitas.

1. Melakukan Pengisian Energi Tubuh Secara Rutin

Melakukan pembatasan asupan makanan secara ekstrem untuk tujuan menurunkan berat badan atau menghindari makanan yang tidak sehat dapat membawa risiko yang serius. Ketika tubuh mengalami kekurangan kalori, ada kemungkinan besar untuk terjadinya kebiasaan makan berlebihan dan ngemil yang tidak perlu.

Oleh karena itu, strategi ini tidak dapat dianggap efektif untuk diterapkan sebagai pola makan yang berkelanjutan. Sebaiknya, kita lebih memilih untuk menjalani pola makan yang teratur dan seimbang, yang mencakup berbagai jenis makanan serta camilan bergizi demi menjaga keseimbangan asupan kalori yang sehat bagi tubuh.

2. Mendapatkan Tidur yang Cukup

Tidur merupakan komponen yang sangat penting untuk menjaga kesehatan tubuh manusia. Apabila kualitas tidur terganggu, hal ini dapat berdampak buruk terhadap pilihan makanan, yang akhirnya dapat meningkatkan kecenderungan untuk mengonsumsi makanan tidak sehat.

Sebuah penelitian yang dilakukan pada tahun 2019 mengungkapkan bahwa, "ketika waktu tidur berkurang sebesar 33% dalam sehari, ada peningkatan yang signifikan dalam rasa lapar dan keinginan untuk makan dibandingkan dengan memiliki waktu tidur yang cukup." Dengan demikian, penting bagi kita untuk menjaga kualitas tidur agar tetap sehat dan terhindar dari pola makan yang tidak baik.

Ketidakcukupan tidur tidak hanya memengaruhi fisik, tetapi juga dapat mengubah perilaku makan seseorang. Dalam jangka panjang, kebiasaan ini bisa berujung pada masalah kesehatan yang lebih serius. Oleh karena itu, memahami hubungan antara tidur dan pola makan sangatlah krusial. Dengan memperhatikan waktu tidur yang cukup, kita dapat mengurangi risiko mengonsumsi junk food dan menjaga kesehatan tubuh secara keseluruhan.

3. Mengatasi Stres dengan Efektif

Stres berpotensi memberikan efek buruk terhadap kesehatan baik fisik maupun mental, dan dapat memengaruhi pola makan individu. Sebuah penelitian mengungkapkan bahwa "stres kronis sering kali mengakibatkan peningkatan hasrat makan dan konsumsi makanan yang tinggi lemak, seperti makanan cepat saji."

Meskipun tidak selalu mungkin untuk sepenuhnya terhindar dari stres, penting untuk mengelola stres dengan cara yang sehat. Dengan melakukan manajemen stres yang baik, seseorang dapat menurunkan keinginan untuk mengonsumsi makanan yang kurang sehat.

4. Jangan Mulai Diet yang Terlalu Ketat

Melaksanakan diet yang sangat ketat bisa berdampak buruk bagi kesehatan secara keseluruhan. Hal ini juga dapat memengaruhi pilihan makanan yang kita buat. Menghindari makanan tertentu dengan sangat ketat dan menganggapnya sebagai "makanan terlarang" dapat memicu keinginan yang sangat kuat untuk mengonsumsinya.

Akibatnya, hal ini dapat menyebabkan kita mengonsumsi makanan tersebut secara berlebihan. Ketika seseorang merasa tertekan untuk tidak mengonsumsi makanan tertentu, keinginan untuk mencobanya bisa meningkat. Kondisi ini menciptakan siklus di mana penghindaran justru membuat kita lebih tertarik pada makanan yang seharusnya kita hindari.

Oleh karena itu, penting untuk memahami bahwa pendekatan yang lebih seimbang terhadap diet mungkin lebih bermanfaat bagi kesehatan kita secara keseluruhan.

5. Memasak Lebih Banyak Hidangan di Rumah

Menyiapkan berbagai hidangan dengan cara memasak di rumah merupakan langkah yang sangat efektif untuk mengurangi serta menghentikan kebiasaan mengonsumsi makanan yang tidak sehat. Seringkali, individu lebih memilih makanan ringan dan fast food ketika mereka sedang bepergian dan tidak memiliki pilihan lain yang lebih baik.

Dengan memasak sendiri, kita dapat mengurangi ketergantungan pada makanan tidak sehat seperti junk food. Hal ini memungkinkan kita untuk lebih sadar akan apa yang kita konsumsi dan memilih bahan-bahan yang lebih bergizi serta bermanfaat bagi kesehatan.

Apa saja jenis makanan junk food?

Istilah junk food merujuk pada jenis makanan yang memiliki kandungan kalori, lemak, gula, dan garam yang sangat tinggi. Namun, makanan ini biasanya rendah akan vitamin dan serat, sehingga tidak memberikan nilai gizi yang seimbang bagi tubuh.

Menurut banyak ahli gizi, konsumsi junk food yang berlebihan dapat berdampak negatif pada kesehatan. Sebagaimana diungkapkan, "junk food merupakan istilah yang digunakan untuk mendeskripsikan makanan yang kandungan kalori, lemak, gula, garamnya tinggi; tetapi kandungan vitamin dan seratnya rendah." Oleh karena itu, penting bagi kita untuk lebih bijak dalam memilih makanan agar tetap mendapatkan nutrisi yang dibutuhkan oleh tubuh.

Apa yang membedakan Fast Food dari Junk Food?

Makanan yang sering disebut junk food memiliki karakteristik tidak sehat, karena mengandung kadar kalori, gula, dan lemak yang tinggi. Di sisi lain, fast food adalah jenis makanan yang disiapkan dengan cepat dan biasanya dijual di restoran atau warung yang khusus menyediakan makanan cepat saji.

Menurut banyak ahli gizi, "junk food adalah makanan yang tidak sehat karena tinggi kalori, gula, dan lemak." Sementara itu, fast food memiliki keunikan tersendiri, di mana proses penyajiannya yang cepat menjadi daya tarik bagi banyak orang yang memiliki mobilitas tinggi.

Perlu diingat bahwa meskipun makanan ini mungkin sangat menggoda dan praktis, konsumsi yang berlebihan dapat berdampak negatif pada kesehatan. Oleh karena itu, penting untuk mempertimbangkan pilihan makanan yang lebih sehat dan bergizi dalam pola makan sehari-hari.

Apakah Seblak dapat dikategorikan sebagai makanan junk?

Di lingkungan kita, terdapat beragam jenis junk food yang mudah dijumpai, dan beberapa di antaranya bahkan menjadi camilan sehari-hari kita. Misalnya, kita sering menikmati gorengan, seblak, asinan, mie instan, dan masih banyak lagi. "Junk food bukan hanya berupa makanan berat saja, namun juga bisa berupa makanan ringan seperti ciki-ciki, wafer, dan biskuit."

Hal ini menunjukkan bahwa makanan tidak sehat ini dapat berupa berbagai bentuk dan jenis, baik yang mengenyangkan maupun yang sekadar sebagai pelengkap. Dengan banyaknya pilihan tersebut, kita perlu lebih bijak dalam memilih apa yang kita konsumsi setiap hari.

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

  • Mochamad Rizal Ahba Ohorella

    Author

    Mochamad Rizal Ahba Ohorella
Read Entire Article
Food |