Fimela.com, Jakarta Saat berbuka puasa, banyak orang mencari makanan manis, dan kurma menjadi pilihan populer di kalangan umat Muslim selama bulan Ramadan. Buah tropis ini dikenal dengan rasa manisnya yang khas dan kemampuannya memberikan rasa kenyang, menjadikannya ideal untuk berbuka setelah seharian berpuasa.
Kurma berasal dari tanaman yang tumbuh di daerah beriklim kering, dan meskipun bisa dimakan langsung, sering kali dikonsumsi setelah proses pengeringan. Namun, meski memiliki banyak manfaat kesehatan, konsumsi kurma secara berlebihan dapat menimbulkan masalah kesehatan serius.
Oleh karena itu, penting untuk mengonsumsi kurma dalam jumlah yang wajar demi menjaga kesehatan. Menurut informasi yang dilansir Fimela.com dari Stylecraze pada Senin (3/3/2025), berikut adalah efek samping dari konsumsi kurma yang perlu Anda perhatikan.
Buah kurma baik jika dikonsumsi selama bulan puasa. Manfaat buah kurma bisa dirasakan apabila dikonsumsi saat buka puasa maupun saat sahur.
1. Dapat Menyebabkan Ruam Kulit
Buah kering seperti kurma dapat berpotensi menyebabkan ruam kulit, dan ini disebabkan oleh sulfit. Sulfit merupakan senyawa kimia yang sering ditambahkan pada buah kering untuk proses pengawetan dan untuk menghilangkan bakteri berbahaya. Selain itu, ruam kulit juga dapat disebabkan oleh jamur yang bisa ditemukan pada berbagai jenis buah kering, termasuk kurma.
2. Masalah pada Pencernaan
Kurma pada umumnya tidak menimbulkan masalah pada perut, kecuali jika produk tersebut mengandung sulfit. Sulfit sering digunakan saat ini untuk menjaga kesegaran kurma selama proses pengiriman. Jika Anda memiliki sensitivitas terhadap sulfit, Anda mungkin mengalami reaksi yang cukup mengganggu.
"Sebagai contoh seperti sakit perut, gas, kembung, dan diare." Hal ini menunjukkan bahwa meskipun kurma kaya akan manfaat, ada beberapa orang yang harus berhati-hati.
Kurma dikenal sebagai sumber serat yang sangat baik, namun dalam beberapa situasi, hal ini dapat memberikan efek yang sebaliknya. Jika konsumsi serat Anda selama ini rendah, mengonsumsi kurma dalam jumlah yang berlebihan dapat menyebabkan asupan serat yang tinggi secara tiba-tiba.
Lonjakan ini bisa berakibat pada masalah perut, seperti sembelit dan kembung. Meskipun penelitian mengenai hal ini masih terbatas, ada laporan yang menunjukkan bahwa kurma dapat memperburuk kondisi diare pada beberapa individu.
3. Mengakibatkan Serangan Asma
Penelitian mengenai hubungan antara kurma dan masalah pernapasan, seperti serangan asma, masih tergolong minim. Meskipun demikian, mengingat bahwa kurma dapat memicu alergi, dan alergi dapat berkontribusi pada asma, orang-orang yang memiliki kecenderungan terhadap kondisi ini sebaiknya lebih waspada.
Faktanya, "80% penderita asma memiliki alergi terhadap zat-zat yang terbawa udara seperti jamur." Jamur tersebut juga dapat ditemukan dalam buah kering, termasuk kurma, yang membuatnya penting untuk diperhatikan.
Selain itu, perlu dicatat bahwa kurma dapat berpotensi menyebabkan peningkatan berat badan. Meskipun kaya akan serat, kurma juga memiliki kalori yang cukup tinggi dan kepadatan energi yang signifikan, sehingga dapat mengakibatkan kenaikan berat badan yang tidak terduga.
Dengan 2,8 kalori per gram, kurma termasuk dalam kategori makanan dengan kepadatan energi sedang, yang berarti konsumsinya perlu diperhatikan agar tidak berdampak negatif pada berat badan.
4. Menyebabkan Intoleransi terhadap Fruktosa
Shena Jaramillo, seorang Ahli Diet Terdaftar, menjelaskan bahwa "Satu kurma dapat mengandung hampir sebanyak 1 sdt gula." Beberapa individu mungkin mengalami kesulitan dalam mencerna fruktosa, yang bisa mengarah pada kondisi yang dikenal sebagai intoleransi fruktosa.
Ketika gula tidak dapat diserap dengan baik, ia akan melewati sistem pencernaan tanpa terurai, menyebabkan berbagai masalah. Akibatnya, proses ini dapat memicu gejala seperti gas dan nyeri perut, karena gula mulai berinteraksi dengan bakteri alami yang ada di usus.
Selain itu, kurma, seperti halnya buah-buahan lainnya seperti apel, sering kali dilapisi lilin. Tujuan dari pelapisan ini adalah untuk meningkatkan penampilan buah agar terlihat lebih menarik dan berkilau, serta menjaga kesegarannya lebih lama.
Namun, kilauan yang terlihat pada kurma biasanya berasal dari petroleum wax atau semprotan kimia, yang dapat menimbulkan masalah pencernaan yang serius. Dalam jangka panjang, konsumsi zat-zat tersebut dapat menyebabkan sakit perut, muntah, diare, dan mual.
Selanjutnya, perlu diperhatikan bahwa kurma juga dapat menyebabkan kondisi yang dikenal sebagai hyperkalemia. Hyperkalemia terjadi ketika kadar kalium dalam darah meningkat secara signifikan. Mengingat kurma merupakan sumber kalium yang sangat baik, mengonsumsinya dalam jumlah berlebihan dapat memicu masalah ini.
Bagi mereka yang sudah memiliki kadar kalium tinggi, sebaiknya kurma dihindari atau dikonsumsi dengan sangat hati-hati. Kadar kalium darah yang sehat berkisar antara 3,6 hingga 5,2 milimol per liter, sedangkan kadar yang melebihi 7 milimol per liter dapat berisiko tinggi dan memerlukan penanganan medis segera.
Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.