5 Masakan Khas Yogyakarta Selain Gudeg, Cocok untuk Inspirasi Menu Sehari-hari

3 months ago 34

Fimela.com, Jakarta Ada aroma yang tak bisa dilupakan dari dapur-dapur di Yogyakarta—bukan sekadar gurihnya santan atau pedasnya cabai, tapi suasana hangat yang menyatu dalam setiap suapan. Rasa tidak hanya dibentuk dari bumbu, tetapi juga dari sejarah dan perasaan yang mengiringi setiap masakan. Dan menariknya, beberapa kuliner justru lebih membumi dari gudeg, meski tak sepopuler namanya.

Yogyakarta bukan hanya bicara soal makanan manis yang mendominasi. Di balik gudeg, ada ragam kuliner lain yang tak kalah menggugah selera, ada yang rasanya lebih menggigit, lebih pedas, atau justru lebih sederhana tetapi tetap memikat. Sahabat Fimela, inilah lima hidangan yang tak hanya mewakili cita rasa lokal, tapi juga bisa menjadi inspirasi menu masakan rumahanmu. Dan tenang saja, kami sertakan juga resep praktisnya.

1. Resep Mangut Lele: Asap yang Menyimpan Rasa Rahasia

Lele asap bukan sekadar lauk, tapi simbol daya tahan. Diolah dengan sabar, lele diasap hingga kering, kemudian disiram kuah santan yang dibumbui cabai rawit, bawang merah, dan kencur. Sensasinya? Pedas, gurih, dan sedikit smoky—seperti rasa dari desa yang jauh, namun hangat.

Bahan utama:

  • 5 ekor lele asap
  • 500 ml santan
  • 10 cabai rawit merah, utuh
  • 6 bawang merah, iris
  • 4 siung bawang putih, iris
  • 1 ruas lengkuas, geprek
  • 1 ruas kencur
  • 2 lembar daun salam
  • Garam dan gula secukupnya

Langkah Memasak:

  1. Tumis bawang merah, bawang putih, kencur, dan lengkuas hingga harum.
  2. Masukkan cabai rawit dan daun salam.
  3. Tambahkan santan, aduk perlahan agar tidak pecah.
  4. Masukkan lele asap, masak hingga kuah mengental dan bumbu meresap.

Sahabat Fimela, masakan ini cocok disantap hangat dengan nasi putih dan lalapan. Jangan lupa tambahkan sambal terasi jika ingin sensasi lebih membakar lidah.

2. Resep Tengkleng Gajah: Berani Porsi, Berani Rasa

Berbeda dari tengkleng Solo yang ringan, tengkleng khas Yogyakarta hadir dengan cita rasa lebih berani dan potongan daging lebih besar. Dinamakan "Tengkleng Gajah" bukan karena memakai daging gajah, tetapi karena porsinya jumbo dan kuahnya pekat—menggoda siapa pun yang lewat.

Bahan utama:

  • 1 kg tulang kambing dan sedikit daging
  • 2 liter air
  • 10 bawang merah
  • 5 bawang putih
  • 2 butir kemiri
  • 1 ruas jahe dan lengkuas
  • 2 lembar daun salam, 3 lembar daun jeruk
  • Garam, gula, lada, dan kayu manis

Langkah Memasak:

  1. Rebus tulang kambing hingga empuk. Sisihkan.
  2. Tumis bumbu halus dan rempah hingga harum.
  3. Masukkan rebusan kambing dan air kaldunya.
  4. Masak hingga bumbu meresap dan kuah mengental.

Sajikan dengan nasi hangat dan acar timun. Tengkleng ini akan terasa istimewa saat disantap di akhir pekan bersama keluarga.

3. Resep Sate Klatak: Minimalis tapi Maksimal

Sahabat Fimela, sate ini menolak ribet. Hanya dibumbui garam dan sedikit merica, lalu dibakar menggunakan jeruji besi sepeda. Sate klatak mengajarkan bahwa kelezatan tidak harus rumit, cukup daging berkualitas dan cara bakar yang tepat.

Bahan utama:

  • 500 gr daging kambing, potong dadu besar
  • 1 sdt garam
  • 1/2 sdt merica bubuk
  • Jeruji besi (bisa diganti tusuk sate stainless)

Langkah Memasak:

  1. Balur daging dengan garam dan merica. Diamkan 30 menit.
  2. Tusuk daging, lalu bakar di atas bara api hingga matang.
  3. Sajikan dengan kuah gulai kambing jika suka.

Kesederhanaan rasa sate klatak justru membuatnya kuat. Cocok untuk menu malam hari yang ringan tapi tetap menggugah.

4. Resep Mie Godog Jawa: Kehangatan di Tengah Gerimis

Saat hujan turun di Yogyakarta, mie godog adalah pelukannya. Aroma bawang putih, kaldu ayam kampung, dan telur orak-arik bercampur dalam kuah hangat. Kunci utamanya bukan hanya bumbu, tapi cara memasaknya satu-satu di atas anglo, bukan dalam jumlah besar.

Bahan utama:

  • 1 keping mie telur basah
  • 2 siung bawang putih
  • 1 butir telur
  • 1/2 dada ayam, suwir
  • Kol dan daun bawang secukupnya
  • Kaldu ayam, garam, lada, dan kecap manis

Langkah Memasak:

  1. Tumis bawang putih, lalu masukkan telur dan orak-arik.
  2. Tambahkan ayam, kol, dan daun bawang.
  3. Masukkan mie dan tuang kaldu panas.
  4. Tambahkan kecap, garam, dan lada sesuai selera.

Mie ini enak dinikmati malam hari. Tambahkan cabai rawit jika ingin lebih menantang.

5. Resep Oseng Mercon: Ledakan Pedas yang Bikin Nagih

Namanya saja sudah mengancam: mercon. Artinya, siap-siap meledak di mulut. Oseng mercon adalah perlawanan diam-diam dari Yogyakarta yang dikenal manis. Dibuat dari daging sapi, kikil, dan cabai rawit yang ditumis hingga nyaris gosong. Pedasnya bukan basa-basi.

Bahan utama:

  • 250 gr daging sapi
  • 150 gr kikil sapi
  • 20 cabai rawit merah
  • 5 cabai merah besar
  • 6 bawang merah
  • 4 bawang putih
  • 1 ruas lengkuas, geprek
  • Gula merah dan garam

Langkah Memasak:

  1. Rebus daging dan kikil hingga empuk, lalu potong kecil.
  2. Haluskan cabai, bawang merah, dan bawang putih.
  3. Tumis bumbu dengan lengkuas hingga harum, masukkan daging dan kikil.
  4. Tambahkan garam, gula merah, dan sedikit air. Masak hingga bumbu meresap.

Sahabat Fimela, oseng mercon ini bukan cuma makanan, tapi juga pernyataan. Cocok jadi lauk nasi hangat saat kamu butuh semangat ekstra.

Yogyakarta memang tak pernah habis ditelusuri, bahkan lewat dapurnya. Setiap masakan adalah cerita tentang kearifan, adaptasi, dan selera yang tumbuh bersama zaman. Lima hidangan di atas bukan hanya soal rasa, tapi juga nilai: kesederhanaan, keberanian, dan kehangatan.

Semoga resep-resep ini memberi warna baru di meja makanmu. Sebab sering kali, kebahagiaan paling sederhana bisa hadir dari semangkuk masakan rumahan yang disajikan dengan cinta.

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

Read Entire Article
Food |