Fimela.com, Jakarta Kopi telah menjadi bagian tak terpisahkan dari gaya hidup masyarakat Indonesia. Tidak hanya sekadar minuman penunda kantuk, kopi kini bertransformasi menjadi simbol pergaulan, kreativitas, hingga peluang bisnis yang menjanjikan. Tren kopi kekinian tumbuh subur di berbagai kota, merambah sudut-sudut jalan hingga menembus pasar mancanegara. Fenomena ini didorong oleh tingginya minat masyarakat yang menjadikan kopi sebagai teman dalam aktivitas sehari-hari.
Berdasarkan survei GoodStats pada 2024, sebanyak 40% responden di Indonesia mengaku mengonsumsi dua gelas kopi per hari. Sementara itu, 29% lainnya terbiasa minum satu gelas kopi setiap hari. Data ini menunjukkan betapa kopi sudah menjadi bagian dari rutinitas harian banyak orang.
Menariknya sebagian besar penikmat kopi di Indonesia lebih memilih membeli kopi di kedai kopi atau warung kopi (warkop) daripada meraciknya sendiri di rumah. Hal ini sejalan dengan semakin menjamurnya kedai kopi modern yang menawarkan suasana nyaman, variasi menu menarik, hingga pengalaman ngopi yang lebih berkesan.
Kopi Pinggir Jalan Wujud Kreativitas Penjual
Perkembangan bisnis kopi di Indonesia memang tidak bisa dilepaskan dari kreativitas para penjualnya. Inovasi demi inovasi terus bermunculan, termasuk tren kopi keliling yang kini banyak dijumpai di kawasan perkantoran, pusat perbelanjaan, hingga area perumahan. Kehadiran kopi keliling memberikan sentuhan baru bagi penikmat kopi yang mendambakan kemudahan dan kepraktisan.
Dengan konsep menjajakan kopi menggunakan gerobak modern, para pebisnis kopi keliling berhasil menghadirkan kopi dengan cita rasa kafe tetapi dengan harga yang lebih bersahabat. Beberapa brand kopi keliling yang sukses menarik perhatian di Indonesia di antaranya adalah Jago Coffee, Kopi Janji Jiwa (melalui unit Sejuta Jiwa), Haus! (dengan Huling-nya), hingga Kopi Kelana. Nama-nama ini sudah tidak asing lagi bagi pecinta kopi urban.
Konsepnya sederhana para barista berkeliling menggunakan gerobak yang dilengkapi peralatan kopi modern. Ada pun beberapa yang menjual sudah dalam kemasan gelas. Sehingga memudahkan distribusinya.
Lokasi pun fleksibel, bisa berpindah-pindah sesuai kebutuhan pasar. Konsumen pun dimudahkan karena bisa menikmati kopi favorit tanpa perlu jauh-jauh ke kedai kopi besar.
Harga Terjangkau Bukan Berarti Tidak Berkualitas
Kopi keliling ini menawarkan beberapa keunggulan sekaligus. Mulai dari harga yang terjangkau hingga kualitas yang bagus. Jadi, bukan berarti kopi keliling murah harganya jadi murahan.
Sebut saja Kopi Jago yang merupakan pelopor dari kopi keliling kekinian ini, satu gelasnya dihargai mulai dari 8 ribuan saja. Tentu harga ini cukup ramah di kantong, terutama bagi pekerja kantoran atau mahasiswa.
Kedua, rasa dan kualitas kopi keliling tidak kalah bersaing. Biji kopi yang digunakan umumnya sama dengan yang dipakai di kafe modern, hanya saja kemasannya dibuat lebih praktis untuk memudahkan mobilitas. Ketiga, inovasi ini menjawab kebutuhan konsumen yang semakin mendambakan layanan cepat dan praktis di tengah kesibukan kota besar.
Melesat Hingga ke Ujung Eropa
Tidak hanya berhenti di situ, sejumlah brand kopi lokal pun kini berani melebarkan sayapnya ke luar negeri. Kehadiran merek kopi asal Indonesia di mancanegara menjadi bukti bahwa kopi lokal punya kualitas yang tidak kalah saing di pasar global.
Kopi Kenangan
Salah satu brand kopi kekinian terbesar di Indonesia, yang kini telah membuka cabang di berbagai negara Asia, seperti Malaysia, Singapura, Filipina, hingga merambah ke India dan Australia. Kehadiran Kopi Kenangan di pasar internasional menjadi kebanggaan tersendiri, sekaligus membuka peluang ekspansi bagi pelaku bisnis kopi lokal lainnya.
Tanamera Coffee
Kopi lokal yang membuka cabang di luar negeri lainnya adalah Tanamera Coffee. Brand ini hadir di Singapura dan Malaysia. Tanamera Coffee terkenal dengan kualitas biji kopi nusantara yang diolah secara premium sehingga mampu memikat lidah pecinta kopi di luar negeri.
Fore Coffee
Kedai kopi selanjutnya adalah Fore yang berhasil menembus pasar Singapura, dengan konsep smart cafe dan layanan digital yang memudahkan pemesanan. Fore di Singapura pertama kali dibuka pada tahun 2023, Aceh Gayo, Toraja Sapan, dan Bali Kintamani dibawa untuk mengenalkan lebih dekat kopi khas Indonesia.
Tuku
Salah satu pelopor kopi susu kekinian di Jakarta, kini telah membuka gerai di Korea Selatan dan Amsterdam. Meskipun Tuku di Korea Selatan hanya bersifat pop market dan sementara saja, beberapa artis Korea pun sempat mencicipinya salah satunya adalah Dita Karang.
Kopi Indonesia yang Sebagai Daya Tarik Tersendiri
Keberhasilan brand-brand kopi lokal di kancah global menunjukkan bahwa kopi Indonesia punya potensi besar untuk terus berkembang, baik sebagai produk maupun identitas budaya. Hal ini tidak terlepas dari keunggulan kopi Indonesia sebagai salah satu penghasil kopi terbaik di dunia.
Sahabat Fimela, seperti yang kita tahu Indonesia memiliki beragam varietas kopi dari Sabang hingga Merauke, mulai dari kopi Gayo, kopi Toraja, kopi Kintamani, kopi Flores Bajawa, hingga kopi Java Preanger. Kopi khas daerah ini memiliki cita rasa khas yang menjadi daya tarik tersendiri bagi penikmat kopi.
Selain cita rasa, strategi pemasaran yang kreatif juga berperan penting dalam mendongkrak popularitas kopi kekinian. Penggunaan media sosial, kolaborasi dengan influencer, hingga konsep branding yang dekat dengan gaya hidup generasi muda menjadikan kopi bukan hanya sekadar minuman, tetapi juga bagian dari identitas sosial. Penikmat kopi tidak hanya mencari rasa, tetapi juga pengalaman dan kebanggaan menjadi bagian dari komunitas kopi.
Jadi, apakah kamu menjadi lebih bangga dengan kualitas kopi lokal Indonesia? Yuk, ngopi dulu.
Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.